REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Gelandang Barcelona Xavi meyakini sejumlah media Madrid berupaya menjelek-jelekkan rekan setimnya, empat kali peraih Penghargaan Pemain Terbaik Dunia Lionel Messi.
Pemain Argentina itu dilaporkan bersitegang dengan asisten pelatih Real Madrid Aitor Karanka dan bek Alvaro Arbeloa, setelah kedua tim itu bermain imbang 1-1 pada semifinal pertama Piala Raja dua pekan yang lalu.
Tetapi Xavi mempertanyakan mengapa lebih banyak perhatian tidak ditujukan kepada pertandingan itu sendiri.
"Itu sampah, berbicara tentang sepak bola. Mengapa kita tidak berbicara tentang sepak bola? Ini telah terjadi selama 100 tahun di sepak bola dan ini akan terus terjadi," ucapnya kepada harian olahraga yang berbasis di Barcelona Sport.
"Siapapun yang kalah pada suatu pertandingan menjadi marah: Saya tidak tahu apakah ini (perseteruan yang dilaporkan itu) terjadi atau tidak. Saya tidak melihat apa-apa, itu tidak menarik bagi saya dan saya tidak menanyakannya kepada leo."
"Apakah mereka ingin menjadikan Messi sebagai sosok yang jahat, seperti orang jahat di film? Tidak, ia kompetitif dan akan terus seperti itu. Apa yang mereka inginkan dengan ini semua?"
Pemain internasional Spanyol itu juga menepis rumor yang menyebutkan para pemain senior Barca telah mengatur tim selama beberapa pekan terakhir, di saat pelatih Tito Vilanova mendapat perawatan untuk penyakit kanker kelenjar getah bening.
Xavi menegaskan bahwa para kapten di klub ini telah mengambil peran yang lebih menonjol, namun mereka tetap berada di bawah panduan asisten pelatih Jordi Moura dan pelatih fisik Aureli Altimira.
"Roura mengambil tanggung jawab itu dan ia berbicara setiap hari dengan Tito. Ia (Tito) akan segera kembali dan bersama dengan kami. Saya tidak tahu kapan namun jelas kami merindukan dirinya."
"Mereka melakukan pekerjaan hebat, Jordi, Altamira, dan juga orang-orang yang berada di kamar ganti untuk kurun waktu yang lama. Kami semua satu kesatuan."
"Para kapten adalah orang-orang yang mengontrol sedikit dari segalanya, kami berbicara jika terdapat masalah, namun rutinitasnya sama. Semua melakukannya dengan alami, dan saya pikir inilah yang akan diinginkan Tito."
Pemain 33 tahun ini mengakui bahwa Barca menghadapi tantangan besar jika Victor Valedes memutuskan meninggalkan klub.
Sang kiper telah mengindikasikan niatnya untuk tidak menandatangani kesepakatan baru ketika kontraknya berakhir pada akhir musim depan, dan Xavi percaya ia merupakan salah satu pemain terhebat yang pernah dimiliki Barca.
"Ia dapat dipastikan atau hampir dapat dipastikan akab pergi karena keputusan telah dibuat, Valdes adalah kiper terhebat dalam sejarah Barca. Ia memberi kami tiga gelar Liga Champions," ucapnya.
"Ia merevolusi sepak bola dari sudut pandang kiper. Sekarang seorang kiper bukan lagi sekadar penjaga gawang, namun pemain lain yang dapat menggunakan tangannya. Ia membuka area-area luas di lapangan untuk kami dengan operan-operannya," tandas dia.