REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Valentino Simanjuntak, belum bisa memastikan akan ambil bagian dalam anggota Satuan Tugas (Satgas) bentukan Menpora untuk mengawasi pelaksanaan Kongres 17 Maret 2013. Valentino belum mengetahui tugas yang akan diembannya nanti.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, membentuk Satgas yang salah satu anggota pelaksananya adalah Valentino Simanjuntak. "Sudah dikonfirmasi melalui telepon. Tapi, saya tunggu surat resmi dan tugasnya seperti apa," kata Valentino, Kamis (28/2).
Valentino mengatakan dirinya harus mengetahui dulu tugas-tugas Satgas seperti apa. Pasalnya, ia tak mau jika nantinya terjebak dalam konflik sepak bola yang dianggapnya sudah semakin bermuatan politis.
"Kalau memang tugasnya benar-benar independen, tentu tidak masalah," katanya.
Valentino mengatakan unsur politis dalam konflik sepak bola Indonesia semakin menjadi-jadi. Salah satu bukti yang menguatkan itu adalah atas apa yang terjadi belakangan ini. Ketika Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, menggelar rapat Komite Eksekutif bersama para petinggi KPSI yang juga empat Exco terhukum PSSI: La Nyalla Mattalitti, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw, dan Tony Aprilani.
Rapat itu memutuskan memecat Sekretaris Jenderal Halim Mahfudz. Valentino merasa kaget dengan keputusan Djohar memecat Halim. Karena, menurutnya, semua itu terjadi secara mendadak dan begitu cepat.
Padahal, beber Valentino, Djohar dan Halim terlihat begitu akrab dan mesra ketika keduanya hadir dalam pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, pertengahan Februari pada acara pertemuan bersama Asosiasi Pesepak Bola Se-Asia.
"Tapi tak lama kemudian, tiba-tiba Halim dipecat. Menurut saya, hanya orang-orang politik yang begitu cepat berubah seperti ini. Unsur politis begitu besar mewarnai sepak bola kita," katanya.