REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Valentino Simanjuntak berharap para pemain berani mengambil sikap terkait tunggakan gaji pemain. Ini perlu dilakukan mengingat belum ada kepastian mengenai penyelesaian tunggakan gaji oleh para klub.
Valentino memastikan, hingga kini persoalan tunggakan gaji belum menemukan titik terang. Janji-janji yang sebelumnya diucapkan oleh PT Liga Indonesia (LI) selaku operator Indonesia Super League dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai pengelola Indonesia Premier League belum terpenuhi.
"Karena itu, sangat diperlukan adanya sikap tegas dari para pemain yang gajinya masih ditunggak," kata Valentino, Sabtu (2/3).
Sikap tegas itu bisa bermacam-macam bentuknya. Salah satunya dengan melaporkan masalah ini kepada Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Seperti yang telah dilakukan beberapa pemain asing yang musim lalu mengadu nasib di Indonesia.
Dibeberkan Valentino, APPI baru saja mendapat laporan dari Asosiasi Pesepak Bola Internasional (FIFPro) Asia. Yaitu, mantan pemain asing Persebaya Surabaya, Serge Ngankou Elongo, telah melaporkan masalah tunggakan gaji yang dialaminya kepada FIFA.
FIFA, beber Valentino, telah mengirikan surat kepada PSSI pada 27 Februari 2013. Isinya meminta agar Persebaya melunasi gaji Ngankou saat memperkuat Bajul Ijo pada 2009. Dalam surat tersebut, FIFA pun mengancam akan menggelar sidang untuk Persebaya pada 10 April 2013.
Itu jika manajemen klub tidak bisa menyelesaikan tunggakan gaji Ngakou hingga 31 Maret 2013.
Namun tidak disebutkan berapa tunggakan gaji Persebaya kepada sang pemain. "Ini tentu akan menjadi efek jera kepada klub untuk dapat menghargai keringat para pemain. Harapannya sih pemain Indonesia juga bisa melakukan hal serupa," tambah Valentino.