REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasit asal Libanon Bachir Awasa bersyukur dapat meloloskan diri dari serangan pemain dan ofisial tim saat memimpin laga divisi dua, kompetisi domestik, namun dia akhirya memutuskan untuk berhenti sebagai juru pengadil sepak bola karena insiden itu.
Awasa ditendang dan diserang setelah memberikan kartu merah kepada seorang pemain Al-Nahda, yang sedang bertanding melawan Al-Salam Zgharta, di Beirut, Sabtu (2/3) pekan lalu.
"Dari reaksi keras para pemain dan ofisial, saya mengalami luka karena perlakuan yang tidak pantas. Sejujurnya saya tidak menyangka saya dapat lolos dan masih bernafas saat ini," kata sang wasit kepada stasiun televisi Al Jadeed, Jumat waktu setempat.
"Biasanya, setiap kami menghukum dengan kartu merah, kami menduga pasti ada reaksi dari pemain itu, dan benar itu yang terjadi. Pemain itu berlari mengejar saya dan menyerang.
"Ketika dia mencoba untuk memukul, saya mencoba untuk berlari dan pelatih Mahmoud Seif Eddine juga menyerang saya, ditambah lagi para ofisial. Dan seketika situasi tidak dapat dikendalikan. Saya berlari untuk menghindar," ujarnya.
Sepak bola Lebanon sudah tercoreng karena sanksi dari induk organisasi sepakbola setempat yang menghukum 24 pemain, termasuk hukuman seumur hidup dari Federasi Sepak Bola Asia Barat (WAFF) untuk bek Ramez Dayoub dan penyerang Mahmoud El-Ali, karena kecurangan di pertandingan regional dan internasional.
Awasa mendesak asosiasi sepak bola setempat untuk meningkatkan perlindungan wasit. Sepak bola Lebanon di bawah pengaturan induk organisasi Federasi Sepakbola Lebanon (FLFA).
Awasa juga menolak untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk pensiun sebagai wasit. "Ini sudah keputusan terkahir saya," ujarnya.