REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, mengatakan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, belum merealisasikan semua janjinya, termasuk transparansi keuangan. Padahal, Djohar hampir dua tahun memimpin federasi sepak bola itu.
"Saat terpilih 9 Juli 2011, Pak Djohar berjanji untuk melakukan transparansi keuangan setiap enam bulan sekali. Akan tetapi, sampai saat ini tidak dilakukan," kata Apung Widadi seperti dikutip Antara.
Apung mengatakan transparansi keuangan sangat penting dilakukan untuk menghindari penggelapan dana-dana yang masuk ke PSSI. Sebagai federasi sepak bola Indonesia, PSSI dipastikan banyak mendapat bantuan dari pihak luar.
Selain masalah transparansi keuangan, kata dia, ada beberapa permasalan lain yang harus dituntaskan yaitu menghindarkan sepak bola dari unsur politik. Hanya saja, masalah yang satu ini belum bisa dipisahkan secara penuh.
Sebagai contoh pemilihan Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Isran Noor. Menurut Apung, penunjukan Bupati Kutai Timur itu dinilai kurang tepat. Apalagi, penunjukkan juga tidak disetujui oleh sebagian anggota Komite Eksekutif PSSI.
"Sepak bola harus diurus orang yang benar-benar mengerti sepak bola, bukan orang-orang politik," kata Apung dengan tegas.