REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Umum KONI Jawa Tengah Tutuk Kurniawan memberikan secara langsung bonus kepada pemain sepak bola yang meraih medali perunggu PON 2012, Selasa, setelah tertunda beberapa minggu.
Tutuk Kurniawan memberikan bonus tersebut didampingi Kabid Binpres Kuncoro DW dan Wakabid Binpres Bambang Siswoko sedangkan dari pemain diwakili pelatih Firmandoyo dan Asisten Manajer PON Jateng Didik Saptiyono.
Tutuk Kurniawan mengatakan dirinya ingin menunggu saat yang tepat untuk membaginya, menyusul adanya persoalan organisasi di tubuh PSSI Jateng yaitu munculnya dualisme kepengurusan.
"Terus terang saya minta maaf, sebenarnya bonus cabang sepak bola Rp 197 juta dari total Rp 26 miliar tersebut sudah ada di laci saya," katanya.
Menurut Tutuk yang juga Ketua Umum PB POBSI tersebut cabang sepak bola merupakan cabang terakhir yang menerima bonus karena memang KONI ingin mencari waktu yang tepat untuk membagikan kepada atlet.
Ia mengakui bonus untuk cabang sepak bola sebenarnya bisa dicairkan berbarengan dengan cabang lain tetapi begitu ada surat dari PSSI yang membekukan kepengurusan PSSI Jateng di bawah kepemimpinan Sukawi Sutarip.
Kemudian, kata dia, muncul karateker ketua Ikhwan Ubaidillah hasil Musdalub PSSI Jateng, membuat KONI menangguhkan pemberian bonus kepada pemain.
"Ketika ada surat resmi dari Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) yang memenangkan kubu Pak Kawipun, tidak serta merta kami membagikan bonus. Baru setelah ada hasil KLB PSSI yang meminta 18 pengprov karateker dilebur kepada PSSI lama, kami baru berani membagikan," katanya.
Tutuk sendiri mengapresiasi perjuangan keras dari pemain dan pelatih yang mampu mempersembahkan medali perunggu PON 2012, padahal dalam perjalanan sebelumnya sering tersandung di babak kualifikasi atau jika sampai di PON biasanya tersungkur di babak penyisihan.
"Saya tetap bangga meskipun meraih perunggu tetapi untuk PON 2016, saya menginginkan cabang sepak bola bisa meningkat prestasinya, minimal bisa meraih perak," katanya.