REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelatih timnas Spanyol Vicente Del Bosque Selasa memuji timnya yang tampil matang, setelah berhasil mengatasi kekhawatiran mereka belakangan ini, usai mengalahkan Prancis 1-0 di Stade de France, Selasa (26/3) malam.
Pedro Rodriguez mencetak gol tunggal pada penyisihan Piala Dunia itu ketika laga sudah berjalan satu jam di ibu kota Prancis, sehingga Spanyol melewati posisi tim Les Bleus itu pada klasemen Grup I.
Dengan sisa tiga pertandingan lagi, Spanyol kini unggul lagi satu poin di atas Prancis, hanya empat hari setelah bermain imbang 1-1 di kandang sedangkan Prancis berhasil mengalahkan Georgia.
Pelatih veteran Del Bosque gembira dengan penampilan timnya dan ia pun memperingatkan Prancis bahwa mereka mungkin tidak akan bisa lolos otomatis ke babak final di Brazil pada 2014.
"Hal terpenting bagi kami adalah meraih tiga poin, tetapi kematangan permainan tim merupakan hal yang harus diacungi jempol," katanya.
"Dalam beberapa hari sebelumnya amat sulit bagi kami dan kemungkinan kecolongan lima poin di bawah Prancis terasa amat buruk bagi tim nasional Spanyol. Kematangan permainan para pemain pantas dihormati," katanya menambahkan.
"Walaupun kami dapat tampil bagus, kami harus tetap bekerja keras sampai akhir permainan," katanya ketika ditanya apakah Spanyol harus menang lebih banyak karena menguasai bola lebih dari 75 persen.
Dengan sisa pertandingan melawan tim lebih lemah - Finlandia, Georgia dan Belarus, Spanyol pantas naik ke posisi puncak klasemen dan Del Bosque mengakui hasil Selasa menunjukkan mereka pantas mendapatkan tempat itu.
"Masih ada tiga pertandingan lagi yang harus dijalani dan kami serta Prancis bisa saja nanati berada di posisi atas atau di bawah," katanya.
"Masih panjang waktu yang dijalani dan segala sesuatu bisa saja terjadi. Tapi Prancis berada pada posisi beruntung pada awal laga hari ini," katanya.
Del Bosque juga menyatakan senang karena timnya bermain dengan gaya mereka sendiri, setelah sebelumnya ada kritik tentang gaya permainan mereka ketika melawan Finlandia.
Melawan tim dengan pola menyerang seperti Prancis, perlu menampilkan permainan berbeda, katanya.
Tuan rumah bisa saja mendapat sedikit peluang, tapi sekali dapat kesempatan mereka amat berbahaya - di antaranya ketika Franck Ribery menggebrak tapi dijinakkan penjaga gawang Spanyol Victor Valdes pada babak pertama, kendati masih dapat disamakan mereka.
"Spanyol mendominasi permainan tetapi itu bukan merupakan kejutan," kata pelatih Prancis. "Walau banyak peluang tapi kami tidak berhasil menyelesaikannya dengan baik. Kami bertahan dengan bagus pada babak pertama tetapi sedikit menyerang," katanya.
"Sulit sekali melawan tim berpengalaman seperti mereka. Kita harus membuka peluang dan dengan cepat menekan ke bagian berbahaya mereka," katanya.
"Mereka berpengalaman dalam laga internasional dan memenangi tiga gelar besar belakangan ini. Pengawasan dan mutu teknik permainan mereka kuasai dan tidak mudah menerapkan apa yang sudah kami latih pada laga yang sebenarnya," katanya.
Setelah kecolongan satu gol, kesempatan Prancis untuk menyamakan kedudukan semakin sulit, karena pemain muda di lini tengah Paul Pogba, dikeluarkan dari lapangan setelah mendapat kartu kuning kedua.
Deschamps membela diri dalam keputusannya memasukkan pemain muda dari Juventus itu, yang baru memenangi dua laga internasional (cap).
"Saya tidak menyesal memasukkannya dalam tim," katanya, "Dua kartu kuning itu terlalu cepat keluar, tapi ia amat berpotensi di lapangan."
"Bukan merupakan perjudian untuk menurunkannya atau pun memainkan Raphael (Varane). Saya tahu apa yang mereka lakukan. Mereka belajar dan akan tumbuh sebagai pemain bagus dari kompetisi setingkat ini," katanya.
Deschamps juga membela Karim Benzema, striker yang gagal mencetak gol dalam waktu lama pada level laga internasional. "Banyak kritik terhadapnya tapi semua omongan orang itu tidak akan membantu. Walau pun ia tidak mencetak gol, tetapi ia banyak melakukan hal lain yang berguna," katanya.
Spanyol dan Prancis tidak turun dalam laga penyisihan hingga September, tapi setelah itu juara dunia itu akan berangkat ke Finlandia sedangkan Prancis beranjangsana ke Georgia.