REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemain muda Persisam Putra Samarinda Bayu Gatra mengaku telah mendapatkan uang saku selama menjalani seleksi timnas Indonesia menghadapi Arab Saudi, dan dana tersebut sudah diterimanya sebelum dia terdepak dalam seleksi pengerucutan pemain timnas menjadi 28 pemain.
"Saya sudah menerima uang saku sesuai lima hari saya menjalani seleksi di timnas, dan besarnya 300 dolar AS, dan sudah saya tukarkan sekitar Rp 2,8juta," tutur Bayu dihubungi dari Samarinda, Kamis.
Menurut Bayu, memang pencairan dana tersebut sempat terjadi kesalah pahaman diantara rekan-rekannya, karena salah satu perwakilan Badan Tim Nasional (BTN) menyebutkan selain uang saku, pemain timnas juga mendapatkan jatah dana untuk belanja dan jalan-jalan dengan nominal yang sama.
Pada akhirnya, Lanjut Bayu, persoalan bisa cair karena telah ada penjelasan ulang dari perwakilan BTN bahwa yang diberikan kepada pemain timnas hanya berupa uang saku.
"Usai latihan pagi kalau tidak salah ada perwakilan BTN, kalau tidak salah pak Habil yang menyebutkan bahwa pemain akan mendapatkan uang untuk belanja dan jalan-jalan besarnya 300 dolar AS, tapi begitu sorenya pas pencairan kami kira duit yang kami terima seperti yang dituturkan pak Habil, tapi belakangan telah dijelaskan oleh pak Demis bahwa duit itu adalah uang saku," tutur Bayu.
Bayu juga menepis bahwa dia telah dipaksa tanda tangan terkait pencoretan pelatih Blanco, justru menurut dia semua pemain pada saat itu sepakat untuk bertemu dengan pengurus BTN karena ada sesuatu yang dinilai ganjil terkait pencoretan para pemain.
"Saya ingat pada waktu itu latihan pagi, pelatih Blanco menanyakan apakah pemain ada yang merasa capek, dan pada saat itu ada 21 pemain ISL yang baru saja menjalani pertandingan ISL mengangkat tangannya, belakangan pemain yang mengangkat tangan tersebut ternyata dinyatakan indisipliner dan dicoret," tutur Bayu polos.