REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suporter Persebaya 1927 menyatakan akan terus berjuang untuk menyelamat tim kesayangannya. Bonek, sebutan fans Persebaya, tak terima apabila tim berjuluk Bajul Ijo harus angkat kaki dari kompetisi musim depan.
Seperti diketahui, Kongres Luar Biasa (KLB) 17 Maret 2013 memutuskan Persebaya 1927 yang kini berlaga di Indonesian Premier League (IPL) tidak diperbolehkan ikut serta dalam unifikasi liga pada 2014, meskipun berada dalam peringkat empat besar. Sebab, KLB memutuskan bahwa yang berhak berpartisipasi adalah Persebaya Divisi Utama yang bernaung dibawah PT Liga Indonesia.
Ribuan Bonek telah menggelar aksi protes pada Ahad (10/7) di Surabaya. Mereka mengecam keputusan KLB dengan bentuk petisi dan cap jempol darah.
Kordinator Bonek, Andi Peci, mengatakan aksi tersebut hanyalah sebagai 'pembuka'. Aksi-aksi lainnya bakal terus dilakukan dan baru akan berhenti hingga nasib Persebaya terselamatkan. "Akan ada aksi lebih besar. Kami akan terus melakukan perlawanan," kata Andi Peci kepada Republika, Rabu (10/4).
Andi mengungkapkan, Bonek telah menyusun program jangka pendek dan jangka panjang untuk menyelatkan tim kesayangan mereka. Untuk jangka pendek, setelah menggelar aksi protes, Bonek akan menggalakan dukungan dari kampung ke kampung yang ada di Surabaya. Yakni dengan memasang spanduk-spanduk dan poster berisikan dukungan kepada Persebaya 1927.
Andi mengatakan, hal tersebut dilakukan agar bisa menjadi bukti kepada para petinggi PSSI, Persebaya manakah yang saat ini menjadi milik warga Surabaya dan sebagai Persebaya yang asli.
Sedangkan program jangka panjang, para Bonek berencana menggelar rapat besar dan mengundang tokoh-tokoh Surabaya. "Ini menjadi satu titik untuk menyampaikan perlawanan-perlawanan," katanya.
Bukan hanya itu, Bonek pun berencana untuk melakukan aksi demo besar-besaran di Jakarta apabila berbagai usaha yang telah ditempuh tidak mampu mengubah keputusan KLB. "Kami menunggu hingga kongres 15 Juni di Surabaya. Kalau tidak ada kejelasan juga kami akan demo besar-besaran di Jakarta," kata Andi.