Jumat 12 Apr 2013 11:11 WIB

PSIS Tasyakuran Sambut Kompetisi LPIS

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi

Foto: Wikipedia

PSIS Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyambut bergulirnya kompetisi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (DU- LPIS), official dan para pemain PSIS Semarang menggelar tasyakuran, Kamis (11/4) malam.

Tasyakuran dalam suasana kesederhanaan namun penuh keakraban ini dilaksanakan di kediaman Komisaris PSIS, Novel Al Bakri, di Jalan Bukit Merbabu No 6, Perum Bukit Sari Semarang, Tembalang. Kota Semarang

Turut bergabung dalam acara ini adalah Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov PSSI Jawa Tengah, Heru Supriyono; Komisaris PSIS Novel Al Bakri serta sejumlah pemain inti klub berjuluk ‘Mahesa Jenar’ ini,

Tampak pula di tengah- tengah acara tasyakuran legiun asing yang juga merupakan skuad timnas Angola, Amancio Fortes serta penyerang asal negeri Samba, Vitor Borquez dan perwakilan supporter Panser Biru dan Snex.

Dalam kesempatan ini, Sekum Pengprov PSSI Jawa Tengah, Heru Supriyono meminta para pemain untuk fokus dalam menghadapi kompetisi yang akan bergulir mulai 21 April ini.

Ia juga meminta agar Komang Mariawan cs tak terpengaruh di kompetisi mana mereka akan berlaga. Namun ia berharap agar para pemain tetap tulus berlaga untuk membela martabat persepakbolaan yang lebih baik, mulai dari Semarang.

Yang paling penting adalah berdoa meminta dukungan agar senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan fisik dan mental untuk dapat menjalani kompetisi dari awal hingga akhir.

“Jangan pernah terpengaruh kalian berlaga di bawah bendera PSIS ‘Pak Novel’ atau PSIS ‘Pak Ferdinan’. Namun tataplah kompetisi demi memajukan persebolaan Kota Semarang dan nasional,” tegasnya.

Komisaris PSIS LPIS, Novel Al Bakri --selaku wakil manajemen-- pun mengamini, agar para pemain lebih fokus pada roda kompetisi. Menurutnya, para pemain tidak perlu terpengaruh oleh atmosfir di luar kompetisi.

Dengan begitu mereka akan mampu memberikan penampilan yang terbaik kepada tim. “Kebenaran, Insya Allah akan segera datang. Apakah ‘PSIS mu’, ‘PSIS kita’ atau ‘PSIS Kloningan’ yang akan diakui bangsa Indonesia,” tegas Novel.

Mewakili manajemen, Novel juga memohon maaf atas segala kekurangan, maupun keterbatasan yang disebabkan oleh keadaan politik dalam kepengurusan persepakbolaan d tanah air dan akhirnya berdampak kepada tim.

Sehingga situasi ini sempat membuat para pemain resah dan galau. Namun Alhamdulillah semua sudah terlewati dan manajemen bisa lebih fokus pada launching dan persiapan kompetisi.

“Karena telah terlewatinya tekanan dan beragam permasalahan itu, tak berlebihan kalau ungkapan rasa syukur tersebut kami wujudkan dalam tasyakuran yang sangat sederhana ini,” lanjutnya.