Sabtu 13 Apr 2013 22:23 WIB

Ketua PSSI Malang Tak Pedulikan Nasib Persema

Sejumlah pesepakbola Persema Malang berlatih di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur. (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah pesepakbola Persema Malang berlatih di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum PSSI Kota Malang Peni Suparto sudah tidak peduli lagi, bahkan mengabaikan nasib Persema yang terancam degradasi ke divisi tiga pada kompetisi musim depan.

"Saya sudah tidak ngurusi lagi dan saya sekarang juga tidak mau ikut campur dengan kondisi finansial Persema seperti saat ini. Saya lebih baik ngurusi pembibitan pemain muda saja, yang memiliki potensi untuk berprestasi lebih baik," tandas Peni Suparto di Malang, Sabtu.

Peni menegaskan, dirinya tidak mau mengurus sepak bola profesional selama kondisi PSSI masih carut marut seperti sekarang ini. Bahkan, kondisi sulit Persema saat ini juga buah dari carut marutnya PSSI serta tak mampunya manajemen dalam mengelola tim.

Lebih lanjut Peni yang juga Wali Kota Malang itu mengaku jika dirinya sudah ditawari banyak pihak untuk mengelola tim, namun ia menolak karena kondisi persepakbolaan di Indonesia masih belum bagus.

Persema mengalami krisis finansial setelah bergabung dengan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) tahun 2011. Anggaran operasional tim ditanggung oleh konsorsium dan tim profesional, termasuk Persema, tidak boleh lagi menggunakan dana APBD.

Saat ini Persema terancam degradasi ke divisi tiga karena sanksi yang dijatuhkan PSSI era Nurdin Halid akibat membelot dari kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dan bergabung dengan LPI.

Bergabungnya Persema ke kompetisi LPI dengan harapan kucuran dana dari konsorsium lancar dan manajemen mampu memboyong investor maupun sponsor untuk mendanai kompetisi tim Bledek Biru.

Sekarang Persema harus tertatih-tatih untuk melanjutkan kompetisi LPI yang berjalan belum satu putaran ini. Selain karena kesulitan finansial, Persema juga ditinggalkan sejumlah pemain seniornya, seperti Bima Sakti dan Irfan Bachdim yang selama ini menjadi "ikon" tim tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement