REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia melalui PT Liga Indonesia (PT LI) akan mengkaji ulang rencana penyelenggaraan Asean Super League (ASL) 2015 mendatang. PT LI akan mengkaji ulang konsep dari kompetisi yang akan melibatkan seluruh klub di negara-negara anggota Asean Football Federation (AFF) tersebut.
CEO PT LI Djoko Driyono menjelaskan jika ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan lebih lanjut guna menjalankan kompetisi tersebut. ''Jika saya berpendapat maka rencana tersebut harus dikaji ulang. Dari awal, jika kami lihat sepertinya dengan jangka waktu kompetisi selama delapan bulan dapat menurunkan atau bahkan mematikan kualitas liga domestik,'' kata Djoko kepada wartawan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Menurutnya, aspek bisnis dan segala hal lainnya harus menjadi bahan pertimbangan dalam menyelenggarakan kompetisi tersebut. ''Mungkin ada beberapa negara ASEAN seperti Singapura bisa menerimanya. Malah dengan adanya ASL dapat bermanfaat. Tapi untuk Australia, Indonesia, dan Thailand ini tentunya akan sedikit mengganggu jalannya kompetisi,'' ujarnya.
Hingga kini, konsep ASL memang masih belum pasti dan sedang dalam proses penggodokan di Asian Football Confederation (AFC). Pasalnya, hingga kini jumlah peserta dan klub mana saja yang akan ikut masih belum disepakati. Bahkan, muncul wacana bahwa ASL akan diikuti klub-klub baru yang tidak terikat dengan jadwal padat di kompetisi domestik.
''Sempat ada wacana untuk mengikutsertakan klub baru. Namun, tentunya untuk membuat klub baru harus dipikirkan aspek-aspek lainnya seperti fans, stabilitas klub. Untuk mendulang fans sendiri di kompetisi sepak bola itu tak mudah,'' katanya.
ASL rencananya akan digelar selama delapan bulan mulai dari Februari hingga September 2015. AFF selaku pihak yang pertama mencetuskan ide kompetisi tersebut optimis bahwa kompetisi ini tidak akan mengganggu jalannya kompetisi domestik. Karena AFF mengkalaim akan mengadakannya sesuai dengan jadwal kalender internasional FIFA.