Selasa 23 Apr 2013 05:33 WIB

Stres, Berat Badan Luis Blanco Turun Drastis

Rep: Satria Kartika Yudha / Red: A.Syalaby Ichsan
Pelatih kepala tim nasional sepak bola Indonesia, Luis Manuel Blanco.
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Pelatih kepala tim nasional sepak bola Indonesia, Luis Manuel Blanco.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Luis Manuel Blanco merasa stres dengan ketidakjelasan nasibnya di timnas Indonesia. Akibatnya, berat badan pelatih asal Argentina tersebut pun turun drastis. 

Blanco mengatakan, saat pertama kali datang ke Indonesia pada awal Februari, berat badannya mencapai 87 kilogram (kg). Tapi kini turun menjadi 81 kg. "Iya berat badan saya turun enam kg," kata Blanco kepada wartawan di Senayan, Jakarta, Senin (22/4). 

Blanco mengungkapkan, berat badannya menyusut bukan karena faktor makanan atau cuaca. Melainkan lantaran beban pikiran setelah nasibnya sebagai pelatih kepala timnas senior Indonesia terombang-ambing. 

"Bagaimana tidak (turun berat badan), saya banyak pikiran. Sekarang jadi pelatih, besok tidak. Jadi pelatih lagi, kemudian tidak jadi pelatih lagi," ungkap Blanco. 

Nasib Blanco memang tidak mujur di Indonesia. Didatangkan Badan Tim Nasional (BTN) saat masih diketuai Isran Noor, Blanco sebetulnya didapuk menjadi pelatih timnas senior. 

Namun Blanco harus mengalami kisah memilukan. Ia belum sekalipun memimpin pertandingan timnas. Pada laga timnas Indonesia melawan Arab Saudi di kualifikasi Piala Asia, Maret lalu, Blanco 'diparkir' karena memiliki masalah dengan para pemain Liga Super Indonesia (LSI). 

Wakil Ketua BTN Harbiansyah Hanafiah kemudian menunjuk Rahmad Darmawan menggantikan Blanco untuk sementara. Kini, Blanco pun tak lagi menjadi pelatih kepala timnas senior setelah BTN diketuai La Nyalla Mahmud Mattalitti.

La Nyalla memutuskan untuk menggeser posisi Blanco menjadi pelatih timnas U-19. Sementara posisi pelatih timnas senior diserahkan kepada pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F. Thiago. Alasannya karena Blanco tidak memiliki rekam jejak yang mumpuni sebagai pelatih. 

Blanco mengungkapkan, kondisi seperti ini baru pertama kali ia alami. "Belum pernah sebelumnya. Saya pernah melatih di Meksiko, Bolivia, Cina dan Argentina, mereka selalu respek kepada para pelatih," ucapnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement