REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Hinca Pandjaitan, menyatakan akan segera mengusut tuntas insiden pemukulan wasit oleh gelandang Persiwa Wamena, Edison Pieter Rumaropen.
Insiden terjadi saat Persiwa kontra Pelita Bandung Raya (PBR) di laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) pada Ahad (21/4).
Hinca mengatakan Pieter terancam akan mendapat sanksi berat. Hinca menyatakan bahwa tindakan Pieter merupakan perbuatan buruk dan tak patut dilakukan dalam dunia sepak bola.
Pihaknya mengaku akan segera membahas sanksi apa yang akan diberikan kepada Pieter pada sidang komdis.
''Kami akan sidang komdis pada Rabu (24/4). Kami akan pelajari kasusnya. Pertama, kami akan pelajari video pertandingan dan kejadian tersebut,'' katanya, melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa (23/4).
Ketika ditanya sanksi apa yang akan diberikan, Hinca belum bisa membeberkannya. ''Kami lihat videonya dahulu. Baru, nanti akan kami putuskan sanksi apa yang tepat untuknya,'' kata Hinca.
Kasus pemukulan tersebut bermula saat wasit Muhaimin memberikan penalti untuk PBR pada menit ke-82. Muhaimin menilai pemain belakang Persiwa Wamena, OK John, melakukan pelanggaran kepada Nova Arianto di kotak terlarang.
Pemain PBR Gaston Castona yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menjebol gawang Wamena. Golnya merubah kedudukan menjadi 2-1 untuk kemenangan PBR.
Tak terima dengan hadiah penalti itu, beberapa pemain Persiwa termasuk Pieter langsung mengajukan protes keras. Pieter pun langsung melayangkan pukulan ke arah wajah Muhaimin.
Akibatnya, hidung Muhaimin berdarah dan tak bisa memimpin sisa laga tersebut. Pieter pun sebagai pelaku pemukulan akhirnya juga diganjar kartu merah.