Jumat 26 Apr 2013 21:25 WIB

Wasit Muhaimin Siap Dievaluasi

Rep: Umi Lailatul/ Red: A.Syalaby Ichsan
Aksi Pieter Rumaropen memukul wasit
Foto: perthnow.com
Aksi Pieter Rumaropen memukul wasit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasit Muhaimin menyambut baik rencana komite wasit yang akan mengevaluasi kinerjanya saat memimpin laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) yang mempertemukan Pelita Bandung Raya kontra Persiwa, di Stadion Jalak Harupat, Bandung, Ahad (21/4).

''Saya siap jika ada undangan evaluasi wasit,'' kata Muhaimin ketika dihubungi Republika, Jumat (26/4). Hingga saat ini, lanjut Muhaimin, belum ada pertemuan antara komite wasit, dirinya dengan Pieter terkait masalah tersebut. 

Seperti diketahui sebelumnya, duel PBR kontra Persiwa Wamena di Stadion Jalak Harupat, Bandung memang sempat berlangsung panas. Duel mulai memanas ketika wasit Muhaimin memberikan penalti kepada tim tuan rumah pada menit ke-82.

Muhaimin menilai pemain belakang Persiwa Wamena, OK John melakukan pelanggaran kepada Nova Arianto di kotak terlarang. Pemain PBR Gaston Castano yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menjebol gawang Wamena. Golnya merubah kedudukan menjadi 2-1 untuk kemenangan PBR. 

Tak terima dengan hadiah penalti itu, beberapa pemain Persiwa termasuk Pieter langsung mengajukan protes keras. Pieter pun langsung melayangkan pukulan ke arah wajah Muhaimin.

Akibatnya, hidung Muhaimin berdarah dan tak bisa memimpin sisa laga tersebut. Muhaimin pun sempat mendapatkan perawatan akibat luka yang dideritanya. 

Menanggapi aksi pemukulan tersebut, Muhaimin mengaku tidak akan menuntut secara hukum. ''Saya sebenarnya sama Pieter tidak ada masalah. Saya juga tidak ada rencana untuk menuntutnya. Damai-damai saja ,'' katanya. 

Buntut dari aksi pemukulan tersebut, Pieter akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Komdis PSSI menilai bahwa apa yang dilakukan Pieter merupakan pelanggaran berat. 

Menanggapi sanksi yang diberikan kepada Pieter, Muhaimin mengaku menerimanya. ''Karena itu kan yang mutusin Komdis,'' katanya. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement