Senin 29 Apr 2013 18:57 WIB

Kasus Pemukulan Wartawan oleh Suporter Dilimpahkan ke Komdis

Rep: Umi Lailatul/ Red: Citra Listya Rini
Liga Indonesia. Ilustrasi
Foto: .
Liga Indonesia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laga kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2012/2013 antara Persis vs PSIM di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (27/4) menyisakan kisah buruk. Seorang wartawan yang meliput laga tersebut, terkena bogem mentah oknum suporter.

Wartawan yang menjadi korban tersebut adalah Jumali dari Harian Jogja. Akibat kejadian itu, ia terluka di bagian pipi kanan hingga memar. Menurut keterangan Jumali, kejadian berawal saat tim PSIM mencetak gol ke gawang Persis. 

Seketika itu salah seorang oknum suporter tiba-tiba memukul wajah Jumali dari belakang. Oknum tersebut berkali-kali berteriak meminta Jumali menunjukkan KTP. Mungkin saja suporter itu mengira Jumali adalah suporter PSIM yang menyusup dan menonton di Manahan. 

Beruntung sejumlah wartawan lain dan petugas keamanan langsung melerai dan meredakan situasi. Kejadian berlangsung cepat, sehingga Jumali yang sehari-hari bertugas di Desk Olahraga Harian Jogja tak mengenali wajah sang pemukul.

"Saat itu saya berada di tribun media. Saya sedang duduk menyaksikan pertandingan. Tiba-tiba dari belakang ada suporter yang menjotos pipi sebelah kanan. Ya, pipi saya lebam," kata Jumali seperti dikutip situs resmi Liga Indonesia, Senin (29/4).

"Saya sangat menyesalkan kejadian ini. Seharusnya tribun media tidak campur dengan penonton umum dan lagi tidak ada petugas keamanan yang berjaga di tribun media. Saya melayangkan protes pada pihak panpel agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang," beber Jumali.

Liga memandang kejadian ini sebagai kasus yang serius. Pasalnya, dalam setiap pertandingan resmi, media yang meliput, seharusnya mendapatkan akses dan tempat yang semestinya, sesuai dengan manual Liga.

Ketua Panpel, Mahendra Wiseno, telah menyampaikan permintaan maaf terkait insiden pemukulan oknum penonton terhadap wartawan. "Kami mengakui kesalahan dari pihak kami yang tidak sigap menempatkan petugas keamanan di tribun media. Hal ini akan menjadi evaluasi kami ke depannya," terang Wiseno.

Terjadinya pemukulan di areal yang seharusnya steril dari pihak lain, selain wartawan, tentunya menjadi sebuah kealpaan dari Panpel pertandingan Persis Solo.

"Liga akan membawa kasus ini ke Komisi Disiplin PSSI. Dari kejadian tersebut, menjadi tanggungjawab sepenuhnya panpel, kecuali oknum yang melakukan bisa teridentifikasi," kata Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement