Ahad 23 Jun 2013 09:00 WIB

Prestasi Terburuk Tim Samba di Piala Konfederasi

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Fernan Rahadi
Skuat Brasil yang menjuarai Piala Dunia 2002.
Foto: twb22.blogspot.com
Skuat Brasil yang menjuarai Piala Dunia 2002.

REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini, 10 tahun lalu, tepatnya 23 Juni 2003, Brasil mencatat rekor terburuk sepanjang keikutsertaan mereka di Piala Konfederasi. Tim Samba pulang lebih awal setelah hanya menempati posisi ketiga di klasemen akhir grup B Piala Konfederasi 2003.

Bergabung bersama Kamerun, Turki, dan Amerika Serikat, Brasil datang ke Prancis 2003 dengan status kampiun Piala Dunia 2002. Namun, status sebagai tim terbaik sejagat seolah tidak berpengaruh banyak dengan penampilan Brasil di Piala Konfederasi 2003.

Akibat hanya bisa sekali menang, satu kali seri, dan sekali kalah, Brasil hanya mengantongi raihan empat angka. Meski memiliki perolehan poin yang sama dengan Turki, tapi Brasil kalah jumlah gol memasukkan dan gol kemasukan. Alhasil, Ronaldinho dan kawan-kawan terpaksa angkat kaki lebih awal dibanding pesaing-pesaingnya.

Ini menjadi prestasi terburuk Brasil di sepanjang Piala Konfederasi. Padahal, di tiga edisi sebelumnya, tim Selecao bisa meraih gelar juara, runner-up, dan posisi keempat terbaik. Kegagalan Brasil ini tidak terlepas dari hasil imbang 2-2 dari Turki di laga terakhir grup B.

Sempat unggul terlebih dahulu lewat gol dari Adriano, tim yang dibesut oleh Carlos Alberto Parreira itu malah tertinggal dua gol saat laga memasuki babak kedua. Beruntung, Brasil terhindar dari kekalahan saat Alex mampu menyamakan kedudukan pada masa injury time babak kedua. Tapi, hasil ini justru tidak bisa menolong perjalanan Brasil di turnamen yang digelar di Prancis tersebut.

Memiliki keunggulan satu gol kemasukan dan memasukan dari Brasil, Turki menemani Kamerun melangkah ke babak semifinal. Namun, di fase semifinal, Turki dihajar tuan rumah, Prancis, 2-3. Les Bleus pun membuktikan diri sebagai yang terbaik di Piala Konfederasi edisi keempat sejak turnamen ini dimasukkan ke agenda FIFA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement