Rabu 26 Jun 2013 14:10 WIB

Trauma, Persib Minta Laga Lawan Persija Digelar di Luar Pulau Jawa

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Mansyur Faqih
Warga memperhatikan kerusakan pada bus pengangkut tim sepak bola Persib yang dilempar dan dirusak saat akan menuju Stadion Gelora Bung Karno Senayan, di KM 19 Tol Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (22/6).
Foto: Antara
Warga memperhatikan kerusakan pada bus pengangkut tim sepak bola Persib yang dilempar dan dirusak saat akan menuju Stadion Gelora Bung Karno Senayan, di KM 19 Tol Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar meminta pertandingan melawan Persija Jakarta digelar di luar pulau Jawa. Ini harus bisa dipenuhi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. Kubu Persib masih trauma dengan terjadinya insiden pelemparan bus yang diduga dilakukan oleh kelompok pendukung Persija. 

Insiden tersebut mengakibatkan pertandingan antara Persija dan Persib yang sejatinya dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (22/6) batal digelar. PT Liga Indonesia selaku operator Liga Super Indonesia kemudian memutuskan untuk menjadwal ulang pertandingan Persija vs Persib pada 28 Agustus. Namun tempat pertandingan belum bisa ditentukan. 

"Kami meminta laga digelar di luar pulau Jawa. Kalau tetap di Jakarta atau di pulau Jawa, potensi insiden serupa bisa saja kembali terjadi. Kami tidak ingin nyawa kami jadi taruhan," ujar Umuh usai melakukan pertemuan dengan Menpora Roy Suryo di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6). 

Menurutnya, menggelar laga di luar pulau Jawa menjadi solusi karena akan sulit dijangkau oleh kedua kubu suporter. "Ini penting disaat situasi yang sedang tidak stabil," ucapnya. 

Umuh berharap apa yang telah dialami timnya dapat dijadikan pelajaran oleh semua pantia pelaksana pertandingan untuk lebih ketat lagi dalam menerapkan prosedur keamanan. Terutama kepada tim tamu. Sebab, insiden pelemparan bus yang ditumpangi pemain Persib terjadi lantaran lalainya pengawasan Persija. 

Apalagi, satu hari sebelum pertandingan, Umuh mengaku sudah mengalami dan merasakan hal-hal aneh. "Salah satunya saya mendapat teror melalui pesan singkat," ungkapnya. 

Umuh pun beberapa kali bertanya mengenai kondisi keamanan, bahkan meminta kendaraan rantis untuk membawa Persija ke stadion. "Panitia berkata kondisi aman sehingga tidak menyediakan rantis. Tapi nyatanya keadaan di luar hotel sangat menyeramkan. Hal ini sangat kami sayangkan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement