REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perjalanan Chelsea selama satu dekade terakhir tidak bisa dilepaskan dari Roman Abramovich. Taipan minyak Rusia itu mengambil alih The Blues dari pemilik lama sebesar 165 juta euro atau sekitar Rp 2,13 triliun pada 1 Juli 2003.
Kehadiran Abramovich yang dikenal sebagai pria dengan sedikit kata ini mampu menghadirkan beragam trofi ke Stamford Bridge. Chelsea yang sebelumnya dikenal sebagai tim medioker disulap menjadi klub tangguh. Tentu ada harga mahal hingga Chelsea disegani.
Abramovich menggelontorkan dana sebesar 1,5 miliar euro alias Rp 19,4 triliun untuk merekrut puluhan pemain dengan gaji tinggi. Pelatih berkualitas tidak luput didatangkannya. Namun melihat kekayaannya pada 2007 mencapai 21 miliar dolar atau Rp 208,5 triliun, kucuran dana untuk Chelsea terbilang tidak terlalu besar.
Tidak sia-sia pengorbanan Abramovich. Berkat kepemimpinan model tangan besi, setidaknya 13 piala mampu memenuhi markas klub. Prestasi itu antara lain, tiga gelar Liga Primer Inggris (2004/05, 2005/06, 2009/10), empat Piala FA (2006/07, 2008/09, 2009/10, 2011/12), dua Piala Liga (2004/05, 2006/07), satu Liga Champions (2011/12), dan satu Liga Eropa (2012/13).
Untuk meraih semua itu, sembilan pelatih berganti selama sepuluh tahun berlalu. Jose Mourinho merupakan pelatih paling sukses mengakhiri dahaga prestasi selama 50 tahun dengan gelar Liga Primer Inggris pada musim 2004/05. Racikan The Special One—yang kemudian dipecat—mampu menjadikan Chelsea sangat kompetitif.
Dikutip Marca, Senin (1/7), ada kisah lucu ketika Abramovich berencana membeli Chelsea. Ketika untuk pertama kalinya meninjau stadion dengan menaiki helikopter, ia bertanya kepada salah satu stafnya, “Apakah kita akan membeli tempat sampah itu?” Ternyata, pengusaha berusia 46 tahun itu keliru meninjau Craven Cottage yang menjadi markas Fulham, bukan Stamford Bridge yang berjarak dua kilometer dari lokasi.
Pribadi Abramovich memang sangat misterius. Pemilik Chelsea sebelumnya mengakui tidak tahu sama sekali tentang sosok calon pemilik klub itu, termasuk asal negaranya. “Saya mencarinya di (mesin pencari) Google, tapi tidak menemukan apa pun. Tidak ada yang tahu apa-apa tentang dia. Saya tidak yakin apakah kita sedang difilmkan untuk acara ‘Candid Camera’,” ujar mantan kepala eksekutif Chelsea, Trevor Birch.
Birch melanjutkan, “Kami mencapai kesepakatan dalam waktu sepuluh menit. Itu adalah kesepakatan terbesar yang pernah dilakukan di dunia sepak bola.” Setelah proses transaksi berlangsung, ia kaget ternyata miliuner itu masih berusia 36 tahun.