Sabtu 13 Jul 2013 01:25 WIB

Persija Minta Komdis Tunda Putusan Terkait Pelemparan Bus

Warga memperhatikan kerusakan pada bus pengangkut tim sepak bola Persib yang dilempar dan dirusak saat akan menuju Stadion Gelora Bung Karno Senayan, di KM 19 Tol Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (22/6).
Foto: Antara
Warga memperhatikan kerusakan pada bus pengangkut tim sepak bola Persib yang dilempar dan dirusak saat akan menuju Stadion Gelora Bung Karno Senayan, di KM 19 Tol Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Persija minta Komite Disiplin (Komdis) PSSI menunda pemberian keputusan terkait dengan kasus pelemparan bus yang membawa klub Persib Bandung sebelum rencana bertanding melawan tim asal ibu kota itu pada 22 Juni lalu.

"Memang benar, saya minta komdis menunda dalam memberikan keputusan karena informasi yang diterima baru satu arah. Masih perlu tambahan bukti lagi," kata Ketua Umum Persija Ferry Paulus di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Jumat (12/7), usai bertemu Komdis.

Menurut dia, tambahan bukti yang dimaksud adalah hasil investigasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Apalagi pihak penegak hukum ini telah memeriksa beberapa saksi termasuk rekaman CCTV.

Persija, kata dia, ingin membuktikan siapa yang menjadi aktor dalam pelemparan bis yang membawa pemain dan oficial Persib Bandung sebelum rencana menghadapi Persija di Gelora Bung Karno Jakarta, 22 Juni lalu yang kemudian dibatalkan.

"Kami juga ingin tahu pelakunya agar dikemudian hari tidak ada kecurigaan-kecurigaan. Dari informasi yang kami dapat, pelaku tidak menggunakan atribut salah satu klub," katanya menambahkan.

Pria yang merangkap sebagai manajer Persija ini mengaku  permintaan yang dilakukan mendapatkan respon positif dari Komdis PSSI dan akhirnya keputusan terkait masalah pelemparan bis Persib Bandung belum diputuskan saat ini.

"Memang belum diputuskan sekarang. Tapi, konsekuensinya memang bisa saja menguntungkan kami atau sebaliknya. Yang jelas kami harus bisa menghargai keputusan komdis," kata mantan petinggi klub Villa 2000 itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement