REPUBLIKA.CO.ID, MILAN - "Saya khawatir dengan masa depan klub". Komentar itu dikeluarkan Presiden Inter Milan Massimo Moratti ketika menjelaskan alasan mengapa akan menjual sahamnya kepada pengusaha Indonesia, Erick Thohir.
Keinginan Erick mengakuisi mayoritas saham La Beneamata memang mulai menemui titik terang. Moratti yang sebelumnya kekeuh tak ingin melepas kepemilikannya itu, akhirnya luluh juga. Ia sadar bahwa Inter butuh sosok baru untuk kembali ke masa kejayaannya. Media-media Italia mengklaim bahwa Moratti sudah sepakat melepas sekitar 80 persen sahamnya kepada Erick dengan nilai 300 juta euro. Erick pun dikabarkan menyiapkan dana sekitar 100 juta euro untuk belanja pemain.
Moratti mengatakan, ini adalah saat yang tepat untuk menjual sebagian sahamnya. Keputusan Moratti menjual sahamnya menimbulkan spekulasi. Tak sedikit yang beranggapan dikarenakan utang Inter yang mencapai 300 juta euro. Namun pria yang sudah hampir dua dekade memiliki Inter itu menepisnya. "Orang-orang menyangkutpautkan dengan utang, tapi itu salah. Saya memutuskan ini atas pertimbangan masa depan klub," kata Moratti dilansir Football Italia.
Dia mengakui Inter memang memiliki banyak utang. Tapi ini tidak hanya menimpa klubnya, melainkan juga klub-klub besar lainnya. Dia tidak khawatir soal itu, Ia mengaku bisa dengan mudah melunasinya sendiri. Yang membuatnya khawatir adalah terkait pendapatan klub. Menurutnya jumlah pendapatan saat ini membuat Moratti ketar-ketir dengan kelangsungan dan masa depan klub. "Pendapatan menjadi hal penting untuk perkembangan klub," lanjut Moratti.
Moratti memang tidak menyebutkan berapa besar pendapatan klubnya saat ini. Namun seperti yang pernah dirilis oleh Football Money League pada 2011, pendapatan Inter terus menurun tiap tahunnya. Pada musim 2010-2011 misalnya, Inter hanya mendapatkan total pendapatan sebesar 211.4 juta euro. Jumlah itu lebih kecil 13.4 juta euro dari musim sebelumnya, 2009-2010. Inter kala itu menempati urutan delapan dalam hal pendapatan klub.
Tahun ini lebih ironis. Situs Forbes mencatat, pendapatan Inter menurun drastis menjadi 236 juta dolar AS atau 177 juta euro per tahun. I Nerazurri berada di peringkat 14, kalah delapan tingkat dari rival sekota AC Milan yang menempati urutan enam dengan pendapatan sekitar 245 juta euro.
Kondisi itu yang membuat Moratti mulai memikirkan untuk menjual sahamnya. Erick diyakini Moratti dapat meningkatkan pendapatan dengan membawa Inter ke pasar Internasional. Selama ini, ungkap Moratti, klub-klub hanya lebih banyak menggantungkan pendapatan pada hak siar dan transfer. "Itu memang penting, tapi nyatanya hari ini kami tidak mampu mereformasi sistem dengan stadion baru dan juga format modern," ungkapnya.
Pria berusia 68 tahun itu pun mengibaratkan Inter sebagai anak perempuannya, cantik dan punya banyak potensi. "Anda akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia. Ini (menjual saham) menjadi satu-satunya cara agar dia bisa belajar berjalan sendiri dengan kedua kakinya," dia mengibaratkan. Moratti menegaskan keputusannya diambil semata-mata demi kepentingan klub dan para fans. "Inter akan dikelola dengan cara modern dan mendunia," tegas dia.