REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengapresisasi keberanian pemain PSMS PT Liga Indonesia yang membawa masalah tunggakan gaji ke jalur hukum. Langkah ini dinilai tepat menyusul buntunya upaya-upaya para pemain tim berjuluk Ayam Kinantan dalam memperjuangkan haknya.
Seperti diberitakan sebelumnya, para pemain dan ofisial tim PSMS menyeret Ketua Umum PSMS Medan Indra Sakti ke Pengadilan Negeri Medan lantaran tak kunjung membayarkan gaji yang tertunggak 10 bulan. Tim PSMS pun kini tinggal menunggu jadwal persidangan dari PN Medan.
CEO APPI, Valentino Simanjuntak mengatakan, apa yang dilakukan para pemain PSMS harusnya dapat dijadikan contoh bagi pemain lain yang mengalami nasib serupa. Maklum, kasus tunggakan gaji juga banyak terjadi di klub-klub lain.
"Mereka kompak, satu suara, dan berani memperjuangkan hak. Ini harus jadi contoh buat yang lain," kata Valentino.
Berbagai upaya telah dilakukan para pemain dan ofisial tim PSMS untuk memperjuangkan haknya yang terabaikan. 11 pemain PSMS bahkan pernah mendatangi Jakarta dan melakukan aksi damai di kantor PSSI. Sayang, aksi itu tak juga membuahkan hasil. Upaya kekeluargaan pun sudah ditempuh dengan mencoba menyurati dan menemui Indra Sakti. Tapi tetap tak menemukan titik terang.
Valentino sebelumnya telah berulang kali menyuarakan kepada para pemain lain yang gajinya tertunggak untuk berani menempuh jalur hukum. Namun ajakan itu tidak didengar. Banyak pemain lebih memilih 'pasrah' meskipun haknya terabaikan.
Karena itu, Valentino merasa sangat senang ketika mengetahui adanya langkah hukum yang dilakukan pemain PSMS. Dia sangat berharap upaya hukum itu dapat membuahkan hasil positif. Sehingga bisa membuka mata dan hati pemain lain agar tidak takut memperjuangkan haknya, meskipun harus ke meja hijau. "Semoga langkah temen-temen PSMS membuahkan hasil positif. Karena bisa menjadi tolak ukur bagi pemain lain untuk berani mengambil langkah serupa," ucap Valentino.