REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bentrokan antar suporter pada laga Persis Solo melawan PSS Sleman, Rabu (5/9) lalu memang sangat disayangkan banyak pihak. Akan tetapi jika melihat sejarahnya, pertikaian antar suporter kedua tim, yakni suporter Pasoepati dengan Brigata Curva Sud (BCS) memang kerap terjadi.
Kondisi ini telah dimulai musim lalu. Setidaknya, dua kali bentrokan kedua suporter pecah saat musim lalu, April 2012 dan 9 Juni 2013. Keduanya terjadi di Stadion Maguwoharjo Sleman. Dan, kini giliran aksi tersebut dibalas di Stadion Manahan.
Pada 21 April 2012, bentrokan antara Pasoepati dan BCS pecah di Maguwoharjo usai pertandingan yang berakhir dengan kemenangan PSS 2-0. Kala itu tercatat motor warga Sleman dibakar. Begitu juga dengan 9 Juni 2013, ratusan Pasoepati yang nekat menyerbut ke Sleman berakhir dengan tawuran dengan suporter PSS, dan akibatnya sebuah kendaraan dibakar.
Terakhir, giliran tawuran pecah di Stadion Manahan Rabu lalu. Aksi sweeping Pasoepati kepada suporter yang diduga penyusup asal Sleman membuat tujuh korban dilarikan ke RS dengan kondisi luka maupun kritis.