REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, mengatakan pertandingan antara Persis Solo melawan PSS Sleman dalam lanjutan divisi utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Stadion Manahan, Solo, Rabu (4/9), adalah pertandingan yang tidak sah dan tidak boleh digelar.
Alasannya karena Persis Solo merupakan salah satu dari enam tim divisi utama yang terkena sanksi diskualifikasi dari kompetisi karena sudah melakukan dua kali aksi walk-over (WO). Lima tim lainnya yang juga dilarang melanjutkan kompetisi oleh Komisi Disiplin PSSI adalah PSIS, Persemalra, Persowon Wondama, Persipon Pontianak, dan Persires.
Joko mempertanyakan pihak LPIS sebagai operator kompetisi yang tetap menggelar laga tersebut meskipun Persis sudah dikenakan sanksi. PSSI akan segera menerbitkan surat resmi kepada LPIS untuk meminta penjelasan. "Pertandingan itu seharusnya tidak bisa digelar karena status Persis yang terkena sanksi," kata Joko Driyono di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9).
Karena itu, tegas Joko, status kemenangan WO Persis pun tidak sah. Seperti diketahui, laga antara Persis melawan PSS Sleman diwarnai bentrok antarsuporter. Tujuh suporter mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit akibat kericuhan tersebut.
Pemain PSS Sleman tidak mau melanjutkan pertandingan setelah laga dihentikan pada babak pertama akibat adanya kerusuhan itu. "Karena pertandingan itu tidak sah, maka kemenangan WO Persis pun tidak sah. Persis sudah didiskualifikasi dari divisi utama LPIS," tambah Joko.
Terkait adanya bentrok antarsuporter, PSSI belum bisa mengambil keputusan terkait hukuman kepada kedua klub. PSSI harus lebih dulu menunggu laporan dari LPIS dan panita pelaksana (panpel) pertandingan. "Setelah laporan masuk, panpel akan disidang oleh komisi disipilin," ujar Joko.