REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pemerintah Qatar pada Sabtu (16/11) kemarin, menunjukkan gambar stadion sepakbola baru, yang desainnya diambil dari perahu nelayan tradisional setempat yang disebut ‘dhow’. Yang istimewa, stadion ini memiliki lapangan yang didinginkan.
Hal ini dilakukan dalam persiapan sebagai tuan rumah turnamen Piala Dunia 2022, meski ada perbedaan pendapat mengenai kapan sebaiknya turnamen itu diadakan, mengingat suhu udara yang panas menyengat di Qatar jika turnamen diadakan Juni dan Juli seperti biasa.
Seperti dikutip voanews.com, Ahad (17/11), berkaitan dengan itu, Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) mulai melakukan konsultasi untuk memutuskan kapan turnamen yang secara tradisional diselenggarakan Juni dan Juli untuk dapat digeser ke waktu yang lebih sejuk, misalnya November dan Desember. Pada Juni dan Juli suhu udara di Qatar bisa mencapai 50 derajat Celsius dan dipandang dapat membahayakan kesehatan pemain maupun penonton.
Sesuai cetak biru yang diedarkan Komite Piala Dunia 2022 Qatar, stadion baru yang akan dibangun di kawasan Al-Wakrah, sekitar 15 kilometer dari ibukota Doha dilengkapi tempat duduk penonton yang beratap dan didinginkan antara 24 sampai 28 derajat Celsius dengan lapangan rumput alami yang didinginkan sampai 26 derajat Celsius. Bagaimana stadion itu didinginkan tidak dijelaskan.
Soal suhu udara selama turnamen termasuk satu di antara beberapa pertentangan yang timbul sejak Qatar dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Persatuan Pemain Sepakbola FIFPro sudah menyatakan, pihaknya telah mendesak anggotanya jangan ikut turnamen jika diadakan di Qatar pada musim panas meski stadion dilengkapi dengan sistem pendingin udara. Apa hasil konsultasi yang dilakukan FIFA masih belum diketahui.