Sabtu 23 Nov 2013 23:59 WIB

Momen Terbaik dan Terburuk Moratti Bersam Inter Milan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Mansyur Faqih
 Presiden klub Inter Milan Erick Thohir (kiri) bersama Massimo Moratti memegang jersey Inter Milan saat mereka berpose sebelum konferensi pers di Milan, Jumat (15/11).
Foto: Reuters/Alessandro Garofalo
Presiden klub Inter Milan Erick Thohir (kiri) bersama Massimo Moratti memegang jersey Inter Milan saat mereka berpose sebelum konferensi pers di Milan, Jumat (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Selama lebih dari dua dekade sebagai Presiden Inter Milan, Massimo Moratti menyinggung momen terbaik dan terburuk yang pernah dirasakan. Menurutnya, momen terbaik adalah kala melihat Inter Milan menjuarai Liga Champions pada musim 2009/2010. 

"Momen tersulit buat saya adalah saat harus menandatangani dokumen terakhir pergantikan kepemilikan. Saat-saat itu begitu sulit," ungkap pengusaha minyak tersebut seperti dilansir Football-Italia, Sabtu (23/11).  

Moratti menyerahkan tampuk pimpinan Inter ke pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir. Moratti mengaku, sosok Erick mengingatkannya kepada dirinya waktu pertama kali menjabat sebagai Presiden i Nerazzurri pada 1995.

"Waktu telah berubah dan Erick memiliki semua kualitas untuk bisa sukses di sepak bola modern. Dia sangat aktif, pekerja keras, dan komunikator yang handal," lanjutnya.

Moratti juga tidak mengambil pusing dengan status Erick bukan sebagai orang Italia. Bahkan dengan kedatangan Erick, bisa membawa perkembangan baru di sepak bola negeri pasta tersebut. 

"Italia harus bisa keluar dari cangkangnya. Sekarang tim ini memiliki presiden dari luar negeri. Bukan tidak mungkin, saya juga memiliki klub di luar negeri. Buat saya tidak ada orang asing di Inter Milan. Buat saya, Javier Zanetti adalah orang Italia, Ronaldo adalah orang Italia, karena mereka rela melakukan apa pun demi bisa mendongkrak prestasi tim asal Italia," kata Moratti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement