Rabu 27 Nov 2013 19:37 WIB

Nasib AVB di Ujung Tanduk

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Mansyur Faqih
Andrea Villas Boas
Foto: Reuters/Darren Staples
Andrea Villas Boas

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Nasib Pelatih Tottenham Hotspur Andre Villas-Boas (AVB) berada di ujung tanduk. Jika kembali menuai hasil buruk pada laga Liga Primer selanjutnya melawan  Manchester United, Ahad (1/12), Spurs dikabarkan tak akan ragu memecat juru taktik asal Portugal tersebut. 

Seperti dilansir Caught Offside, Rabu (27/11), manajemen Spurs geram dengan kinerja buruk AVB. Kekesalan memuncak ketika Spurs menelan kekalahan memalukan enam gol tanpa balas di kandang Manchester City, 24 November lalu. 

Hasil negatif itu tak bisa ditoleransi karena merupakan kekalahan keempat Spurs pada musim ini. Spurs pun akhirnya masih tercecer di peringkat sembilan dengan torehan 20 poin dari 12 pertandingan. 

Berada di peringkat sembilan hingga pekan ke-12 bukan sesuatu yang diinginkan manajemen Spurs. The Lilywhites yang sudah menggelontorkan dana sebesar 110 juta poundsterling kepada AVB untuk belanja pemain, berharap bisa berada di lima besar. 

Apalagi Spurs telah memenuhi keinginan AVB mendatangkan dua pemain dengan harga mahal.  Yakni gelandang AS Roma Erik Lamela yang seharga 30 juta pound dan stiker Valencia Roberto Soldado yang didatangkan dengan nilai 26 juta pound.

Nilai yang dikeluarkan untuk Erik Lamela merupakan nilai terbesar yang pernah dikocek Spurs untuk belanja pemain sepanjang sejarah. Namun investasi besar-besaran Spurs tidak sejalan dengan hasil yang dicapai AVB. Spurs mulai meragukan kinerja AVB karena sang pelatih dinilai tidak memiliki inovasi dalam meracik strategi.

Meski pun telah menuai banyak hasil buruk, AVB tetap setia dengan formasi 4-2-3-1. AVB pun kerap menginstruksikan para gelandang sayap untuk lebih dulu fokus membantu pertahanan ketimbang menyerang. Kondisi itu membuat para fans kesal karena permainan Spurs menjadi tidak atraktif.

Padahal, fans beserta jajaran internal klub ingin melihat Spurs memiliki permainan menyerang dengan menggunakan dua striker. Gara-gara kurang inovatif dalam mengkreasi strategi, Spurs pun akhirnya sangat miskin dalam hal perolehan gol. Dalam 12 pertandingan, Spurs hanya mampu mencetak sembilan gol. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement