REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah finansial menjadi rintangan bagi klub calon peserta kompetisi unifikasi karena masalah keuangan menjadi salah satu syarat utama untuk bisa turun di kompetisi tertinggi di Tanah Air musim 2013/2014, kata Sekjen PSSI Joko Driyono.
"Khusus finansial ada tiga parameter yaitu audit laporan musim lalu, proyeksi keuangan klub untuk satu musim ke depan dan tidak memiliki tunggakan," katanya di Jakarta, Kamis (5/12).
Menurut dia, masalah keuangan atau finansial merupakan satu dari lima aspek yang dinilai. Kemampuan sebuah klub untuk mengikuti kompetisi, kata dia, akan terlihat pada laporan keuangan yang dibuat.
Selain masalah finansial, aspek yang dinilai oleh Departemen Lisensi PSSI adalah masalah adminstrasi dan personal, supporting, legal, dan infrastruktur yang meliputi keberadaan stadion.
"PSSI akan melihat laporan keuangan serta kontrak pemain yang telah ada. Kalau laporannya tidak sesuai, akan kami hukum," katanya.
Sesuai dengan jadwal yang ada, Kamis ini merupakan batas akhir bagi 25 klub calon peserta kompetisi unifikasi memasukkan data dan laporan terkait dengan lima aspek yang telah ditentukan.
Setelah semuanya masuk, PSSI bersama dengan Departemen Lisensi akan melakukan verifikasi dan hasilnya akan dibawa ke rapat pleno 10 Desember nanti. Dalam rapat akan terlihat kondisi riil dari klub.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), terdapat beberapa klub yang bermasalah dengan pelunasan gaji pemainnya, diantaranya Persela Lamongan dan Sriwijaya FC Palembang.
Jika kedua klub tersebut belum mampu menyelesaikan masalah keuangan tersebut, kata dia, dua klub papan atas ISL musim lalu ini akan kesulitan untuk menembus kompetisi tertinggi di Tanah Air musim depan.
Selain Persela dan Sriwijaya FC, Persija Jakarta juga sempat terkendala masalah tunggakan gaji. Begitu juga dengan klub promosi Persijap Jepara. Klub asal Jawa Tengah ini mempunyai tunggakan musim lalu kurang lebih Rp 1,8 miliar.
"Kami sudah menyerahkan lima aspek kelenggapan ke PSSI. Memang ada sedikit kendala soal tunggakan gaji pemain. Maka, kami terus mencari jalan keluar," kata CEO Persijap Said Basalamah.
Demi menyelesaikan tunggakan gaji musim lalu, kata dia, pihaknya akan melakukan terobosan yang salah satunya dengan menjual 20 persen saham klub yang bermarkas di Kota Ukir Jepara itu.