Kamis 26 Dec 2013 18:40 WIB

Qatar Bertekad Atasi Masalah Panas di Piala Dunia

Gambar stadion sepakbola di Doha, Qatar
Foto: AP
Gambar stadion sepakbola di Doha, Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden FIFA Sepp Blatter telah meluncurkan proses konsultasi mengenai apakah putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar sebaiknya digeser waktu pelaksanaannya atau tidak.

Sehingga tidak membahayakan kesehatan para pemain dan penggemar di teriknya musim panas yang dapat mencapai suhu 50 derajat celcius.

Panitia penyelenggara Piala Dunia 2022 bersikeras dapat melangsungkan pesta akbar sepak bola itu seperti rencana semula. Dengan rencana-rencana mereka untuk menjadikan stadion-stadion sebagai tempat yang sejuk.

"Kami selalu berkata bahwa kami dapat mengorganisir Piala Dunia pada musim panas," kata Sekretaris Jenderal Komite Penyelenggara, Hassan Al Thawadi di forum Doha Goals, belakangan ini.

"Namun jika dunia sepak bola atau FIFA menginginkannya diselenggarakan pada musim dingin, kami akan senang dan siap juga. Namun, jika mereka menginginkannya pada musim panas, kami juga siap," Al Thawadi menambahkan. 

Pekerjaan pertama yang sedang berlangsung untuk stadion pertama, Al Wakrah, 20 kilometer dari Doha, dalam beberapa pekan, pendingin ruangan akan menjadi salah satu fitur utama pada bangunan itu. Panitia penyelenggara bertujuan untuk menjaga suhu udara pada 25-26 derajat celcius, dengan tambahan penyejuk ruangan.

"Penyejuk ruangan akan terdapat di stadion dan lapangan-lapangan latihan," kata sumber yang dekat dengan panitia penyelenggara. "Untuk mengadakan penyejuk ruangan tidak sulit. Tantangan sebenarnya untuk mengonsumsi setidaknya jumlah energi yang dimungkinkan."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement