REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sedikitnya 5.000 orang Bonek, pendukung setia klub sepak bola Persebaya 1927, saat ini (26/1) berdemonstrasi di depan Hotel Shangri-La, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang saat ini menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Koordinator Lapangan Bonek, Pokemon mengatakan, kongres PSSI ini bukan kongres PSSI asli. “Tetapi mafia PSSI yang sengaja membuat ulah di Surabaya,” katanya.
Pada demo kali ini, kata Pokemon, Bonek Persebaya 1927 memiliki tiga tuntutan. Pertama, bubarkan kongres tahunan PSSI di Surabaya. Tuntutan kedua, usir dan bubarkan Persebaya versi PT MMIB (La Nyalla) dari Kota Persebaya. Tuntutan terakhir, kembalikan kepemilikan Persebaya ke pemilik aslinya, klub anggota Persebaya (Karanggayam) yang diakui Masyarakat Kota Surabaya.
Para Bonek meneriakkan kata-kata 'Gak Iso Mulih' (tidak bisa pulang) kepada peserta kongres PSSI. Kemudian kata-kata 'aksi (kongres PSSI) ini adalah aksi politik'. Ada juga spanduk dari Bonek yang dibentang bertuliskan, 'Kami Menolak Takluk Atas Pendzoliman PSSI', 'Kami bergerak dan melawan siapa saja yg ingin menghancurkan 19 Persebaya 1927', hingga 'Selama Repoeblik Ini Berdiri, Persebaya 1927 gak bakal mati'.