REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu masalah yang dialami timmnas U-23 pada ajang SEA Games 2013 Myanmar adalah kurangnya stok striker. Rahmad Darmawan (RD) yang kala itu menjadi pelatih kepala hanya membawa dua penyerang, yakni Yandi Sofyan dan Fandi Eko Utomo.
Saat itu, RD menilai bahwa kekuatan timnas U-23 memang terletak pada lini kedua dengan mengandalkan kecepatan para pemain gelandang ataupun sayap seperti Andik Vermansah, Bayu Gatra, Ferinando Pahabol dan Manahati Lestusen. Sehingga keputusan membawa dua striker dirasa sudah tepat.
Aji Santoso yang meneruskan tongkat kepelatihan RD tak mau hal tersebut kembali terulang saat timnas U-23 berlaga pada ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, 18 September - 4 Oktober mendatang. Aji ingin tim bentukannya memiliki kekuatan merata, tidak hanya mengandalkan kecepatan para winger, tetapi juga memiliki stok striker mumpuni dan berkualitas.
Oleh sebab itu, Aji menegaskan bakal memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mencari para striker terbaik melalui pemantauan di kompetisi Liga Super Indonesia. "Saya kira kita masih punya banyak waktu untuk itu. Saya tidak mau stok gelandang melimpah, tapi justru kekurangan striker," kata Aji kepada Republika.
Aji mengatakan juga bakal melakukan pemantauan pemain melalui kompetisi Divisi Utama Liga Super Indonesia. "Masa sih dari sekian banyak klub di Indonesia, tidak ada striker muda yang bagus. Saya yakin pasti ada. Makanya nanti kami juga bakal memantau pemain di divisi utama," kata Aji menegaskan.