REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Performa DC United musim lalu bisa dibilang sangat buruk. Skuat berjuluk Black and Red itu memang memenangi gelar US Open Cup, akan tetapi mereka juga finis di posisi buncit pada klasemen Major League Soccer (MLS) musim 2013. Hanya mampu mencetak 22 gol dan kebobolan 59 gol, skuat Ben Olsen gagal mengikuti babak playoffs.
Faktanya, perjalanan DC United pada kompetisi MLS 2013 itu benar-benar buruk. Mereka finis dengan 10 poin lebih rendah dari Chivas USA, yang mengalami salah satu musim paling memalukan sepanjang sejarah MLS, serta 13 poin di bawah Toronto FC yang menempati satu strip lebih tinggi pada klasemen akhir wilayah timur (Eastern Conference).
Melihat torehan buruk pada tahun lalu, tampaknya hanya khayalan jika berpikir DC United bisa menjuarai liga pada tahun 2014. Akan tetapi melihat siapa pelatih mereka, talenta-talenta yang mereka miliki, serta pergerakan mereka pada bursa transfer, maka orang bisa berpikir ulang mengenai hal itu. Berikut tiga faktor yang membuat DC United memiliki potensi menjadi yang terbaik pada MLS 2014 dilansir Bleacherreport.com:
1. Ben Olsen
MLS musim 2013 adalah musimnya para pelatih muda. Mike Petke berhasil membawa New York Red Bulls meraih Supporter's Shield (sebutan untuk tim yang memiliki rekor musim terbaik), sementara Caleb Porte mengubah Portland Timbers menjadi tim yang paling ditakuti di MLS.
Akan tetapi tolong dicatat bahwa pada 2012, pelatih muda terbaik di MLS adalah Ben Olsen. Meskipun mantan pemain Timnas AS itu hanya mampu menorehkan rekor 9-13-12 pada musim pertamanya secara penuh membesut DC United pada 2011, tahun selanjutnya ia benar-benar bersinar terang. Ia membawa DC United finis di posisi kedua pada klasemen akhir wilayah timur dan peringkat ketiga klasemen keseluruhan.
DC United, di bawah Olsen, juga memasuki playoffs 2012 melalui tujuh pertandingan tanpa terkalahkan, termasuk di antaranya mengalahkan Red Bulls yang berisikan para pemain bintang seperti Thierry Henry, Rafael Marquez, dan Tim Cahill, pada babak semifinal playoffs.
Tak diragukan lagi, 2013 adalah mimpi buruk untuk Olsen. Akan tetapi jika pada tahun 2012 saja ia bisa memperbaiki musim buruk yang terjadi pada tahun 2011, maka ia akan memiliki kesempatan lagi untuk memperbaiki sejarah buruk musim lalu pada musim ini.
2. Pemain Bertalenta
DC United telah melakukan sejumlah pembelian besar pada bursa transfer lalu. Akan tetapi sebelum hal itu dilakukan mereka sebenarnya telah memiliki sejumlah pemain penting di dalam tim.
Di belakang, DC United memiliki kiper bertalenta emas pada diri Bill Hamid serta bek tengah/gelandang jangkar Perry Kitchen. Hamid memang masih sering membuat serangkaian kesalahan, akan tetapi kemampuan menghentikan tendangan lawan tak bisa disangkal lagi. Sedangkan Kitchen memang sedikit tak terpantau pada 2013, namun ia adalah mantan pemain Timnas AS U-17, U-20, dan U-23. Apalagi pada usianya baru 21 tahun saat ini, ia sudah menjalani tiga musim di kompetisi MLS.
Di posisi gelandang, DC United memiliki Chris Pontius, Nick DeLeon dan Luis Silva, tiga gelandang serang yang sangat bertalenta. Pontius sangat bagus pada 2012 sehingga sempat disebut-sebut bakal membela Timnas senior AS. Sedangkan DeLeon mengakhiri musim 2012 dengan enam gol dan empat assist sebagai seorang pendatang baru (rookie). Sementara Silva berhasil mencetak tiga gol dan dua assist musim lalu meskipun hanya tampil 13 laga untuk DC United.
Musim panas lalu, DC United juga telah menggaet dua pemain Timnas AS U-23, Jared Jeffrey dan Conor Doyle, masing-masing dari klub Bundesliga, Mainz, dan klub Inggris, Derby County. Gabungan para pemain baru dengan para pemain lama dalam tubuh skuat Olsen berpotensi kembali mengangkat Black and Red untuk meraih prestasi tertinggi.
3. Pemain Baru
Pada bursa transfer lalu, DC United adalah salah satu klub MLS yang paling aktif berbelanja. Mereka berhasil menggaet pemain Timnas AS, Eddie Johnson, yang telah mencetak 26 gol dalam dua musim MLS terakhir. Mereka juga menggaet Bobby Boswell, seorang bek tengah yang memiliki pengalaman 10 tahun di kompetisi MLS, di antaranya ikut membawa Dynamo Houston meraih gelar MLS Cup dua tahun berturut-turut.
Klub yang dimiliki pengusaha Indonesia, Erick Thohir itu juga menggaet bek kanan Sean Franklin, yang meraih gelar MLS Cup berturut-turut bersama LA Galaxy, serta membeli Jeff Parke, yang pernah dua kali menjadi bek terbaik Seattle Sounders, dan merekrut seorang pemain veteran di MLS, Davy Arnaud. Terakhir, DC United membeli Fabian Espindola, striker Argentina yang telah mencetak 28 gol dalam tiga musim terakhir di kompetisi MLS.
Jika para pemain baru ini bergabung bersama pelatih yang ingin membuktikan diri plus sejumlah talenta yang telah berada dalam fondasi yang solid, maka DC United bisa dipertimbangkan sebagai salah satu tim favorit pada musim kompetisi MLS tahun ini.