Ahad 09 Feb 2014 18:40 WIB

Suporter Ingin Ikut Danai Inter

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih
 Presiden klub Inter Milan Erick Thohir (kiri) bersama Massimo Moratti memegang jersey Inter Milan saat mereka berpose sebelum konferensi pers di Milan, Jumat (15/11).
Foto: Reuters/Alessandro Garofalo
Presiden klub Inter Milan Erick Thohir (kiri) bersama Massimo Moratti memegang jersey Inter Milan saat mereka berpose sebelum konferensi pers di Milan, Jumat (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Beberapa pendukung telah memulai sebuah kampanye untuk membantu meningkatkan status Inter Milan. Mekanismenya melalui skema crowdfunding atau pendanaan model patungan usaha. 

Jumlah yang dikumpulkan dari tiap orang nilainya tidak banyak. Namun menjadi besar kalau seluruh pendukung setia mau menyumbangkan dananya demi kebaikan klub. 

Gagasan itu dilontarkan Profesor Enzo Bonora dari Universitas Verona kepada Tutto Sport. Rencana itu muncul bisa jadi sebagai respon atas kondisi finansial klub yang memiliki tunggakan sebesar 200 juta euro atau sekitar Rp 3,2 triliun. 

Gara-gara itu, presiden klub Erick Thohir dirumorkan akan menjual DC United untuk menutup utang I Nerazzurri. "Ini adalah ide yang puitis," katanya, dilansir Football Italia, Ahad (9/2).

Bonora menjelaskan, inisiatif itu muncul tidak bukan disebabkan kurangnya kepercayaan dalam direksi Inter saat ini atau pemilik baru. Karena ia pikir Erick dapat memberikan kontribusi penting seperti yang dilakukan keluarga Moratti lakukan pada masa lalu. 

Menurut dia, keluarnya ide itu adalah untuk memungkinkan para Interisti untuk membeli saham klub. Namun itu akan membutuhkan waktu cukup lama. Dia menegaskan, para suporter ingin menumbuhkan klub agar kembali ke papan atas.

Tentu saja dengan mengumpulkan sumber daya dan menyumbang sejumlah dana bisa menjadi solusi atas masalah finansial yang dihadapi klub.

"Ini tidak akan mengganggu politik klub, karena itu adalah ide yang puitis...Seperti yang saya tulis dalam surat saya kepada Presiden Kehormatan Massimo Moratti, kami fans Inter ingin memberikan kembali sesuatu."

Dia melanjutkan, ide pendaan yang melibatkan pendukung itu cukup sederhana. Caranya adalah mengambil jumlah yang sangat kecil dari sejumlah besar orang.

Dengan banyak penggemar yang terlibat maka bisa dikumpulkan dana cukup untuk menggeser keseimbangan keuangan. Apalagi, Italia tengah dilanda krisis ekonomi, yang tentu semakin membuat Inter kesulitan mendapatkan pemasukan.

"Klub sepak bola Italia berjuang untuk memaksakan diri di Eropa, karena kami tidak lagi memiliki tokoh terkemuka yang dapat melakukan semuanya sendiri. Inter milik para fans, jadi mengapa kita tidak bisa menjadi yang pertama untuk mendukung tim kita tercinta?"

Profesor berusia 61 tahun itu mencontohkan, kalau seseorang telah membelajankan 30 euro (Rp 490 ribu) maka orang itu tidak selalu bahagia. "Dalam sepak bola ketika tim Anda menang, ia membawa keluar suka cita dalam keadaan yang paling murni. Mengapa menghentikan kita untuk bermimpi?”

Bonora mengatakan, dana yang dikumpulkan tidak melulu digunakan untuk bursa transfer. Klub juga bisa menggalokasikannya untuk operasi kemanusiaan seperti, Inter Campus atau diskon 15 persen diberikan untuk amal. Model itu juga dapat diekspor ke asosiasi non-olahraga lain. 

"Saya akan segera mengirim surat kepada Erick Thohir untuk melihat apakah ia ingin rencana ini. Jelas, jika klub tidak senang tentang hal itu, maka kita akan berhenti, tapi saya sudah menerima umpan balik positif dari orang-orang yang memiliki peran penting di klub."

"Kami telah memiliki sebuah slogan, berbagi untuk tim, berbagi mimpi, dan dukung Inter." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement