REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menyesalkan sikap penonton yang masih membawa dan menyalakan kembang api terutama saat pertandingan antara Timnas U-19 dengan PSIS di Stadion Jatidir Semarang, Jumat (14/2) malam.
"PSSI menyesalkan sikap penonton yang masih membawa dan menyalakan kembang api saat pertandingan sepakbola," katanya di Banda Aceh, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan seusai mengukuhkan dan melantik pengurus Asosiasi PSSI Aceh. PSSI Aceh dipimpin Adly Tjalok dan Sekjen Khaidir TM.
Ia menjelaskan, PSSI punya "catatan buruk" terhadap peristiwa yang menyebabkan jalannya pertandingan antara Timnas dan PSIS sempat dihentikan sementara akibat asap dari pembakaran kembang api di Stadion Jatidiri itu.
Djohar mengatakan perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa setiap pertandingan yang digelar di Tanah Air itu dipastikan juga dimonitor penduduk internasional. Peristiwa itu tentunya menjadi penilaian buruk terhadap persepakbolaan di Indonesia oleh masyarakat internasional.
"Kalau mau main kembang api atau main lempar botol, pergilah ke tempat lain. Jangan dilapangan sepakbola, apalagi saat berlangsungnya pertandingan," katanya menambahkan.
Ketua Umum PSSI menjelaskan, sepakbola Indonesia saat ini sudah "go internasional" yang ditandai dengan banyaknya tim dari berbagai negara, terutama Eropa yang melakukan pertandingan ujicoba dan lawatannya di Indonesia.
"Jadi, saya mengimbau masyarakat terutama pencandu sepakbola jangan lagi melakukan hal-hal yang justru dapat merusak citra Indonesia dimata internasional," katanya menambahkan.
Dipihak lain, Djohar juga menyatakan pihaknya memuji para penonton di Papua yang sportif dengan tidak membawa kembang api saat pertandingan digelar.
"Kita harus malu dengan Papua. Disana tidak ada penonton yang membakar kembang api, apalagi melempar botol minuman saat pertandingan berlangsung," kata dia menjelaskan.