REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kekalahan 0-1 dari Atletico Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, dua pekan lalu, dibayar dengan kemenangan 2-0 atas Sampdoria di lanjutan Serie A Italia pada akhir pekan lalu.
I Rossoneri bertekad meneruskan momentum kemenangan itu di laga pekan ke-26 Serie A pada Senin (3/3) dini hari WIB. Namun, i Bianconeri juga tidak ingin rekor impresifnya di kancah domestik terhenti.
Juventus mencatatkan rekor tidak pernah kalah dalam 17 laga terakhir Liga Italia dengan mengemas 15 kali menang dan dua kali imbang. Tidak hanya itu, dari 25 laga yang telah dilakoni, tim besutan Antonio Conte itu hanya mengalami sekali kekalahan yaitu kala dibekap Fiorentina 2-4 pada akhir Oktober silam.
Juventus pun bertekad untuk bisa mengulangi apik di pertemuan pertama musim ini dengan I Rossoneri awal Oktober silam. Dalam laga di Stadion Juventus itu, tim tuan rumah mampu menggulung Milan 3-2.
Namun, keterlibatan Juventus di Liga Europa berpotensi mengganggu persiapan i Bianconeri. Tiga hari setelah melawat ke markas Trabzonspor, Juventus harus sudah menghadapi Milan.
Kondisi ini sudah diantisipasi oleh pelatih Antonio Conte. Mantan pelatih Bari itu akan menerapkan kebijakan rotasi pemain.
''Saya telah melakukan penghitungan dan dalam 51 hari mendatang, pemain bisa saja harus memainkan 16 laga. Artinya, kami akan bermain sekali tiap tiga hari. Melihat kondisi ini, kami harus bisa mempersiapkan diri,'' kata Conte di laman resmi UEFA.
Semua laga yang bakal dijalani Juventus dalam tiga bulan mendatang, termasuk laga kontra AC Milan, akan memiliki pengaruh terhadap perjalanan anak-anak asuhnya pada musim ini.
''Kami ingin terus fokus karena kami menginginkan tampil bagus di dua kompetisi tersebut dan kami harus bekerja keras,'' kata pelatih berusia 44 tahun itu.
Kendati sempat bisa mengantarkan timnya menang di pertemuan pertama, tapi Conte tidak ingin sesumbar soal peluang timnya meraih tiga angka di Stadion San Siro. Kehadiran Clarence Seedorf sebagai pengganti Massimiliano Allegri menjadi salah satu faktor utama kebangkitan i Rossoneri.
Memang sejak ditukangi Seedorf, Milan tampil lebih menjanjikan. I Roosoneri meraih empat kemenangan dan satu kali kalah di enam laga sejak Seedorf datang pada awal Januari silam.
Bahkan, Seedorf mampu menorehkan catatan yang tidak pernah bisa diraih Allegri, yaitu mengantarkan Milan meraih dua kemenangan beruntun di kancah Serie A, yaitu saat membawa Milan mengalahkan Bologna 1-0 dan terakhir Sampdoria 2-0 lewat torehan gol Adal Taraabt dan Adil Rami.
''Mungkin Seedorf tidak punya pengalaman sebagai pelatih. Tapi, mengetahui dia akan menjadi salah satu lawan kami, maka dia sebenarnya memiliki semua persyaratan untuk bisa menjadi pelatih yang hebat,'' tutur Conte seperti dikutip Goal.
Posisi Milan di papan klasemen pun membaik. Sempat terpuruk ke peringkat ke-11, Milan sukses merangsek ke posisi kesembilan klasemen sementara dengan raihan 35 poin, memiliki selisih 31 poin dengan Juventus, yang kokoh di puncak klasemen. Selisih jarak yang begitu jauh ini pun menjadi sorotan Seedorf.
''Bersama Conte, Juventus melakukan banyak hal luar biasa pada musim ini. Tapi, kami memiliki setidaknya satu pekan untuk mempersiapkan diri di laga itu. Kami akan bermain di depan pendukung sendiri dan akan berusaha untuk menang,'' tutur pelatih asal Belanda itu di laman resmi klub.
Tekad untuk bisa meraih poin penuh ini juga didengungkan bek Milan, Christian Zaccardo. Kemenangan 2-0 atas Sampdoria, kata bek berusia 31 tahun itu, dapat menjadi modal bagus buat timnya untuk bisa memberikan kejutan buat sang pemuncak klasemen.
''Tidak kebobolan di laga terakhir kami adalah sebuah sinyal bagus. Sekarang ujian terbesarnya datang pada akhir pekan ini, yaitu melawan Juventus. Setidaknya kami memiliki basis yang bagus sebelum turun di laga tersebut,'' kata Zaccardo di laman resmi klub.
Ikuti Whatsapp Channel Republika