REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Bukan sekadar tiga poin yang akan diperebutkan pada laga di Vicente Calderon, Ahad (2/3) malam nanti. Laga derby antara Atletico Madrid kontra Real Madrid itu akan menjadi pertaruhan gengsi, gelar, dan sejarah.
Tim tamu Real Madrid sedang di atas angin sebagai pemuncak klasemen sementara La Liga Spanyol. Tim polesan Carlo Ancelotti itu sedang dalam performa puncak setelah mencukur Schalke 04 6-1 di Liga Champions tengah pekan ini.
Ancelotti mengatakan timnya kini sudah mendekati sempurna. "Laga nanti bukan lagi soal mencari keseimbangan dalam tim. Kini saatnya bicara soal trofi," kata dia seperti dilansir laman Marca.
Pernyataan Ancelotti tersebut bukan gertak sambal belaka. Jika menang pada laga nanti, Los Blancos akan memimpin enam poin dalam perburuan gelar La Liga musim ini dari Atletico. Namun jika kalah, perolehan poinnya akan kembali disamai skuat besutan Diego Simeone yang kini bercokol di urutan tiga klasemen.
Ancelotti pantas was-was karena pada pertemuan pertama yang lalu, Madrid keok di Santiago Bernabeu. Gareth Bale layak menjadi andalan Ancelotti pada laga nanti. Pemain termahal dunia itu punya rekor bagus dalam laga derby seperti yang ditunjukkannya semasa membela Tottenham Hotspur.
Dari 10 laga derby London kontra Arsenal yang dimainkan, Bale mencetak lima gol. Padahal, di Tottenham, Bale sempat beberapa musim mengawali karier sebagai bek sayap.
Setelah tampil kurang meyakinkan di awal musim, Bale kian membuktikan diri di Bernabeu. Pada laga kontra Schalke kemarin, ia menyumbang dua gol.
Ancelotti menilai Bale telah menemukan kembali sentuhan magisnya. "Bale telah mencapai performa terbaik selama berkostum Madrid," ungkap entrenador berjuluk Don Carletto itu.
Tak hanya mengadirkan senyum, penampilan gemilang Madrid di sisi lain membuat pusing Ancelotti. Ia harus berpikir matang-matang menyusun daftar pemain yang masuk starting eleven. Di posisi kiper, misalnya, sejumlah pemain mulai menekan agar Iker Casillas diberi kesempatan lebih banyak.
"Ada tiga macam tekanan di klub sebesar Madrid, yakni tekanan media, klub, dan pemain di bangku cadangan. Tekanan yang terakhir yang paling sulit. Kami mungkin akan membuat sedikit perubahan melawan Atletico," ungkapnya.
Posisi Ancelotti kian dilematis karena dalam skuat Los Blancos saat ini ada sembilan pemain yang pernah menjebol gawang Atletico.
Bagi Simeone, laga derby nanti memberi peluang baginya untuk mencetak sejarah. Jika mampu berjaya di Calderon, ini akan menjadi kali pertama bagi Atletico unggul atas Madrid dalam dua pertemuan La Liga dalam semusim sejak 1950/1951.
Dengan kata lain, pasukan Los Rojiblancos belum pernah menang beruntun dalam semusim sejak 63 tahun yang lalu.
Koke mengungkapkan, seluruh anggota skuat Atletico sangat termotivasi mengalahkan Madrid. Gelandan asal Spanyol itu mengatakan timnya sudah tak lagi dibayangi kekecewaan setelah kalah dari Osasuna pekan lalu.
"Melawan Madrid akan menjadi laga final bagi kami," tuturnya.
Soal dua kekalahan beruntun Atletico dari Madrid pada semifinal Copa del Rey lalu, Simeone tak mau ambil pusing. Menurut dia, melawan tim sekaliber Madrid selalu memberikan pelajaran tersendiri baginya.
"Kami justru senang jika harus bertemu Madrid setiap pekan," kata pelatih asal Argentina ini.