REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Saat ini mantan pelatih Manchester United mungkin menyesal telah memberi label Manchester City sebagai “tetangga yang berisik’. Panggilan itu pertama kali diucapkan oleh Sir Alex Ferguson kala kedua tim bertemu dalam laga derby 20 September 2009 di Old Trafford.
Sebab, menurut Sir Alex, Suporter Manchester City menjadi fans kelas dua, terutama di kala ada pertandingan derby di kota Manchester. Julukan Noisy Neighbor pun diberikan kepada Citizen pendukung klub Manchester City.
Maka tak salah bila pemain bertahan City, Joleon Lescott, menyebutkan Alex Ferguson kini makin menyesali label yang pernah ia tujukan untuk City sebagai ‘tetangga berisik'. "Itu label yang tidak adil. Dan label itu harus dicabut Ferguson. Kami mungkin berisik, tapi juga berprestasi,” ujar Lescott seperti dikutip premiereleague.com, Senin (24/3) .
Namun, itu sekitar lima tahun silam. Kini tetangga berisik itu menjelma menjadi salah satu tim papan atas liga Inggris. Sehingga julukan tetangga berisik tidak relavan lagi, bagi skuad Peleggreni. Bahkan rival abadinya kewalahan dikala mengahadpi Silva cs.
Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan menggelontorkan 200 juta poundsterling hanya untuk meraih kejayaan. Hasilnya? Semenjak itu mereka tidak pernah finish dibawah lima besar bahkan selalu finis diatas tiga besar.
Yang merasakan kehebatan uang dalam sepak bola Liga Ingggris bukan hanya Manchester City semata. Chelsea misalnya. Sejak dimiliki miliarder asal Rusia, Roman Abramovich, Chelsea menjadi salah satu kekuatan sepakbola di Inggris. Tahun perdananya, Chelsea menembus posisi runner-up. Chelsea menjadi klub tersukses kedua setelah Man United dalam tujuh tahun terakhir.