REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional U-19 Indra Sjafri agaknya tak mau nasib anak-anak asuhnya sama seperti pemain Barcelona. Kenapa? Karena penguasaan bola akan sia-sia jika tanpa adanya tusukan-tusukan tajam ke barisan pertahanan lawan.
Indra memang merupakan pelatih yang menekankan betul pentingnya penguasaan bola. Tak heran, dalam setiap pertandingan, Evan Dimas dkk selalu berupaya memeragakan permainan operan-operan pendek dari kaki ke kaki yang sesekali dikombinasikan dengan umpan-umpan panjang.
Pelatih asal Sumatra Barat menyadari bahwa efektivitas serangan tim masih perlu ditingkatkan. Pemain terkadang tidak bisa memanfaatkan celah barisan pertahanan lawan yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan menerapkan umpan panjang ataupun terobosan.
"Selama ini penguasaan bola pemain terbilang bagus. Tapi tingkat kesalahan masih cukup tinggi. Sehingga serangan pun menjadi kurang efektif," kata Indra seusai memimpin latihan di Lapangan SPH, Karawaci, Tangerang, Selasa (29/4).
Berdasarkan catatan tim pelatih, timnas U-19 rata-rata melakukan 600 sentuhan dalam setiap laga uji coba yang dilakoni. Tingkat kesalahannya mencapai 20 persen yang menurutnya masih terbilang tinggi.
"Banyak masyarakat yang berkata penguasaan bola saja tak cukup. Saya paham itu. Makanya, hal ini yang terus kami perbaiki pada pemusatan latihan kali ini," Indra menambahkan.
Sebelumnya, Indra sempat menyoroti lemahnya efektivitas serangan tim saat melakoni uji coba Tur Timur Tengah, tepatnya saat bertanding melawan UEA pada pertemuan kedua (16/4) di Dubai. Timnas U-19 menang tipis 2-1.
Padahal saat itu UEA hanya bermain dengan sembilan pemain pada babak kedua karena dua pemainnya terkena kartu merah. UEA bahkan sempat menyamakan kedudukan pada awal babak kedua setelah satu pemainnya diusir ke lapangan.
Pemain, ujar Indra, saat itu kurang pintar dalam memanfaatkan situasi kurangnya jumlah pemain lawan. Pemain kebanyakan dribling sehingga bola mudah direbut lawan karena kalah body contact.