REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Sikap Dani Alves saat dirinya mendapat pelecehan rasial dengan bertindak mengambil pisang yang dilemparkan kepadanya dan dengan tenang memakannya telah menjadi fenomena di media sosial.
Tembakan terakhir pada kampanye antirasisme itu mendapat pujian dari rekan setimnya di Barcelona, Neymar. Humas Neymar meluncurkan slogan media sosial "Kita semua adalah kera."
Perusahaan yang bermarkas di Sao Paulo itu diperingatkan oleh ayah Neymar. Setelah putranya juga mengalami pelecehan rasial pada pertandingan 12 April di Granada.
"Idenya adalah sesuatu yang menghangatkan hati, bahkan jenaka. Kami menunggu momen terbaik dan hal itu terjadi dengan Daniel pada Ahad," kata wakil presiden perusahaan itu Guga Ketzer.
Setelah Alves memungut pisang yang dilemparkan oleh pendukung tuan rumah di Villarreal, yang telah dijatuhi skors seumur hidup oleh klubnya, situs-situs media sosial meledak ke permukaan ketika Neymar dan bahkan presiden BraSil Dilma Rousseff bergabung untuk mengutuk rasisme.
Geram dengan perlakuan yang diterima rekan setimnya, Neymar menulis di Twitter dengan menggunakan tanda pagar #somostodosmacacos (Kita semua adalah kera). Ia kemudian mengirim foto yang memperlihatkan dirinya sedang memakan pisang sambil menggendong putranya yang berusia dua tahun, yang juga memeluk mainan plastik berbentuk pisang.
Dengan kondisi Neymar sebagai sosok kontributor populer peringkat ke-74 di Twitter, tweet yang ia kirimkan segera merebak di dunia maya. Respons Neymar terhadap "memakan pisang" merupakan respons terhadap rasisme yang segera menarik para kontributor lain di media sosial untuk mendukung Alves.
Alves mengatakan sikapnya itu merupakan spontanitas namun ia mengatakan dirinya mencermati niat Neymar untuk bertindak menentang pelecehan rasial. "Itu pernah terjadi kepada rekan-rekan setim yang lain dan kami telah membicarakannya," kata sang pemain bertahan kepada Radio Globo.
"Kami telah membicarakan mengenai kampanye yang ingin dilakukan 'Ney' terkait isu (rasisme) itu yang pernah menimpanya. Namun reaksi saya terjadi secara spontan. Seseorang melempar pisang, itu jatuh di depan saya, saya memungut dan memakannya tanpa memikirkan konsekuensi-konsekuensinya," kata Alves.