REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih timnas U-19 Indra Sjafri tetap bersyukur meskipun anak-anak asuhnya gagal memetik kemenangan pada dua laga uji coba melawan Myanmar U-19. Bagi Indra, selalu ada hikmah dibalik kegagalan supaya kedepannya bisa lebih baik.
Dari dua pertemuan melawan Myanmar, ada banyak kekurangan yang masih terlihat dari Evan Dimas dkk. Emosi, konsentrasi serta penyelesaian akhir masih menjadi pekerjaan rumah tim pelatih.
"Bayangkan apabila masalah-masalah yang masih ada di tim ini tidak terlihat dalam uji coba? Kami ingin pemain menemukan puncak performanya saat putaran final Piala Asia 2014, Oktober nanti," ucap Indra ketika ditanya mengenai hasil uji coba melawan Myanmar.
Pada laga pertama, Senin (5/5), timnas U-19 hanya bermain imbang 1-1. Permainan skuat Garuda Jaya tidak berkembang karena emosi pemain terpancing setelah banyaknya pemain Myanmar yang menunda-nunda pertandingan dengan berpura-pura cedera.
Bek Hansamu Yama pun sampai-sampai terkena kartu merah karena membangunkan paksa pemain Myanmar yang sedang terjatuh. Belajar dari kesalahan itu, para pemain timnas U-19 akhirnya bisa lebih menjaga emosinya pada laga kedua, Rabu (7/5).
Permainan tim pun lebih berkembang. Timnas U-19 mampu mendominasi pertandingan sejak awal dan memimpin satu gol lewat sundulan I Putu Gede pada akhir babak pertama. Akan tetapi, buruknya penyelesaian akhir membuat timnas U-19 gagal menggandakan keunggulan.
Padahal timnas U-19 punya cukup banyak peluang bersih melalui Evan Dimas dan Ilham Udin yang seharusnya bisa menjadi gol. Indra mengatakan kegagalan memaksimalkan peluang itu berbuntut kepada menurunya kepercayaan diri yang juga akhirnya merusak konsentrasi pemain.
"Kegagalan memaksimalkan beberapa peluang itu berdampak besar," jelas Indra.
Kondisi itu mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Myanmar. Kecerobohan barisan belakang timnas U-19, membuat pemain Myanmar sukses mencuri bola dan menyamakan kedudukan melalui tendangan keras Aung Thu dari dalam kotak penalti.
Konsentrasi pemain timnas U-19 semakin buyar setelah Myanmar menyamakan kedudukan. Kemenangan pun buyar dua menit berselang setelah wasit memberikan kukuman penalti gara-gara handsball yang dilakukan bek Ryuji Utomo saat berusaha menghentikan pergerakan Aung Thu. Nanda Kyaw yang maju sebagai algojo penalt, sukses mengelabui kiper Awan Setho.
"Kami mendapat banyak pelajaran dari dua pertandingan ini untuk kedepannya. Selain finishing, pemain pasti akan sadar bahwa mereka harus fokus sepanjang 2x45 menit. Kami akan terus membenahi segala kekurangan," tegasnya.