Ahad 11 May 2014 19:30 WIB

Poyet dan Keajaiban the Black Cats

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Didi Purwadi
Para pemain Sunderland merayakan gol.
Foto: heir English Premier League soccer match at the Stadium of Light
Para pemain Sunderland merayakan gol.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mulai pekan ini, Gus Poyet mengaku akan mempercayai adanya keajaiban. Keberhasilan Sunderland menyelamatkan diri dari zona degradasi adalah alasan sang pelatih mengambil sikap tersebut.

Kemenangan atas West Bromwich Albion (WBA) 2-0 tengah pekan ini memastikan Sunderland bertahan di Liga Primer musim depan. Padahal, bulan lalu banyak kalangan menilai pasukan the Black Cats mustahil bangkit dari zona merah.

"Itulah sepak bola. Itulah keajaiban," kata Poyet seperti dilansir laman BBC.

Agaknya memang pantas Poyet melabeli perjuangan timnya sebuah keajaiban. Awal April lalu, Sunderland terpuruk di dasar klasemen akibat kekalahan beruntun 1-5 dari Tottenham dan 0-1 dari Everton.

Rasa putus asa sempat hinggap di benak Poyet karena jadwal Sunderland berikutnya mempertemukan tim-tim raksasa Liga Primer. Keajaiban anak-anak asuh Poyet bermula ketika menahan imbang Manchester City di Etihad.

Laga berikutnya, Fabio Borini dan kawan-kawan membuat kejutan dengan mengalahkan Chelsea di Stamford Bridge. Setelah melumat Cardiff City 4-0, Sunderland kembali tampil spektakuler dengan menumbangkan Manchester United di Old Trafford.

Kemenangan atas WBA merupakan kemenangan keempat secara beruntun Sunderland. Poyet mengatakan kemenangan tersebut merupakan momen terbaik sepanjang kariernya.

"Saya tidak tahu apakah ada sesuatu yang bisa menyamai ini," ungkap arsitek berpaspor Uruguay ini.

Kesuksesan Sunderland menghindar dari degradasi layak masuk dalam catatan sejarah. Sunderland adalah tim pertama yang mampu bangkit setelah berada di posisi juru kunci pada periode Natal dalam hampir satu dekade terakhir. Tim terakhir yang pernah melakukan hal serupa adalah WBA pada 2005.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement