Jumat 23 May 2014 02:49 WIB

FIFA Desak Italia dan Spanyol Serius Berantas Rasisme

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Mansyur Faqih
Jeffrey Webb
Foto: ap
Jeffrey Webb

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Yel-yel bernada rasisme yang diterima Mario Balotelli saat menjalani pemusatan latihan bersama timnas Italia, Rabu (21/5) waktu setempat, ternyata cukup menganggu Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Bahkan, FIFA menilai, otoritas tertinggi sepak bola di sejumlah negara Eropa, terutama Italia dan Spanyol, dianggap tak serius dalam upaya pemberantasan rasisme tersebut.

"Federasi sepak bola nasional seharusnya benar-benar melakuan tindakan nyata atas dukungan mereka terhadap pemberantasan rasisme. Jangan hanya menegaskan mereka tidak menolerir hal tersebut. Jika Anda melihat beberapa keputusan yang diambil di Italia dan Spanyol, tentu saja hal ini harus menjadi perhatian kami," kata Wakil Presiden FIFA, Jeffrey Webb, kepada Associated Press, Kamis (22/5).

Komentar Webb keluar sehari setelah Mario Balotteli mendapatkan cemoohan bernada rasisme saat berlatih bersama timnas Italia di Florence. Webb, yang juga menjadi Kepala Komisi Anti-Diskriminasi FIFA itu menilai, perlakuan yang dialami Balotelli ini kian menandakan rasisme masih menjadi penyakit yang harus diberantas, khususnya di Italia. 

"Sayangnya, kejadian itu menandakan rasisme dan diskriminasi masih hadir di sejumlah komunitas di Italia, dan masyarakat pada umumnya. Ini merupakan tantangan buat kami," lanjut Webb.

Karena itu, Webb meminta Federasi Sepak Bola Italia untuk bisa bertindak tegas dan segera mengadopsi keputusan FIFA soal hukuman maksimum terhadap pelaku rasisme dan diskriminasi di sepak bola. Pada Mei tahun lalu, FIFA telah memperkuat sanksi terhadap pelaku rasisme. 

Yaitu larangan bermain minimum selama lima laga untuk pemain. Serta pengurangan poin serta ancaman degradasi buat klub apabila terjadi rasisme dan diskriminasi serius yang dilakukan fans tersebut di dalam stadion.

Selain Italia, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) juga dianggap lalai lantaran belum mengadopsi aturan ini. Sebelumnya, RFEF hanya menjatuhkan sanksi sebesar 12 ribu euro (Rp 189 juta) kepada Villarreal. Ini setelah salah satu fansnya kedapatan melemparkan pisang ke bek sayap Barcelona, Dani Alves, dalam laga lanjutan La Liga, akhir bulan lalu. 

Sanksi itu dianggap terlalu ringan. Karena Villarreal seharusnya mendapat sanksi larangan buat fans mereka untuk bisa hadir di Stadion El Madrigal dan mendukung the Yellow Submarine di laga berikutnya. 

"Kami telah melihat, federasi sepak bola nasional tidak langung mengimplementasikan dan mengadopsi aturan terbaru FIFA dan UEFA. Karena itu, kami harus bisa memastikan aturan tersebut benar-benar diterapkan oleh federasi nasional dan federasi-federasi sepak bola itu harus bisa meneruskannya ke pihak klub," tutur Webb.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement