REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Presiden FIFA, Sepp Blatter, didesak sejumlah pihak untuk segera lengser dari jabatannya. Blatter diminta mundur karena semakin santernya tuduhan kepadanya terkait dengan praktek korupsi di balik terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Desakan mundur kepada Blatter itu disampaikan sejumlah pejabat teras organisasi sepakbola Eropa. Diantaranya ada Michael van Praag, bos Asosiasi Sepak bola Belanda dan David Gill, wakil ketua Asosiasi Sepakbola (FA) Inggris. Mereka berkumpul di Brasil dalam rangkaian menyambut dihajatnya Piala Dunia 2014.
"Mr Blatter, ini bukan soal pribadi. Tapi jika Anda melihat reputasi FIFA dalam tujuh atau delapan tahun terakhir, reputasi ini dikaitkan dengan segala jenis korupsi dan semua hal yang berkaitan dengan jejaring orang-orang lama," kata van Praag.
"FIFA punya presiden eksekutif dan Anda tidak berusaha mempermudah diri Anda sendiri dan saya tidak menganggap Anda orang yang berada di posisi itu lagi," kecam van Praag.
Sementara itu David Gill menyampaikan rasa kecewaann kepada Blatter yang telah ingkar dari pendiriannya untuk meletakkan jabatan sebagai presiden FIFA pada tahun depan.
"Saya kira kita perlu debat penuh, jujur dan terbuka mengenai apa yang dibutuhkan FIFA ke depan," kata Gill.
Blatter memimpin FIFA sejak 1998, namun tak pernah diliputi kontroversi sampai tuduhan bahwa Qatar mengeluarkan uang ketika FIFA memilih negara Teluk ini sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Qatar sendiri membantah keras melakukan kecurangan, namun tuduhan yang dilaporkan koran Inggris Sunday Times itu diperkirakan akan dibahas dalam kongres FIFA.