Sabtu 12 Jul 2014 21:00 WIB

'Enam Syarat Menjadi Pelatih Brasil'

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Didi Purwadi
Luiz Felipe Scolari
Foto: Reuters/Ueslei Marcelino
Luiz Felipe Scolari

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kekecewaan publik Brasil atas kekalahan 1-7 dari Jerman sejatinya telah reda saat itu, sekitar tiga hari selepas laga. Namun, kehebohan kembali menyeruak akibat ulah seorang agen pemain tim nasional Brasil.

Melalui akun Twitter pribadinya, Wagner Ribeiro melancarkan serangan verbal terhadap pelatih Selecao, Luiz Felipe Scolari. Agen Neymar itu menyindir performa jeblok Scolari dalam tajuk 'Enam Syarat Menjadi Pelatih Brasil'.

"Satu, menjadi pelatih Portugal dan tidak memenangi apapun. Dua, menjadi pelatih Chelsea dan lalu dipecat. Tiga, menjadi pelatih di Uzbekistan," tulis Ribeiro seperti dilansir the Telegraph.

Meski tidak menyebut nama, pernyataan Ribeiro itu jelas tertuju kepada Scolari. Pada 2003 hingga 2008, Scolari menukangi timnas Portugal sebelum hijrah ke Chelsea. Setelah dipecat oleh Chelsea pada 2009, ia hengkang ke liga Uzbekistas bersama Bunyodkor.

Ribeiro melanjutkan dalam tulisannya bahwa syarat keempat menjadi pelatih Brasil adalah pulang ke kampung halaman dan melatih sebuah tim besar (Palmeiras) lalu mengantarkannya terdegradasi ke divisi dua.

"Kelima, meinggalkan klub itu (Palmeiras) 56 hari sebelum terdegradasi. Keenam, dia adalah orang yang bodoh, arogan, congkak, konyol, dan menjijikkan," ungkap Ribeiro.

Twit dari Ribeiro itu mendapat respon luas dari media Brasil. Sejumlah surat kabar menjadikan tulisan Ribeiro menjadi headline.

Di bandara Belo Horizonte, misalnya, surat kabar yang memberitakan tentang Scolari laris manis terjual. Semua media kompak menuntut Socalari untuk mundur dari kursi pelatih.

Nama pelatih Sao Paulo, Muricy Ramalho; pelatih Corinthians, Tite; serta Vanderlei Luxemburgo beredar menjadi kandidat kuat pengganti Scolari. Namun demikian, Scolari masih bergeming dari tuntutan mundur.

"Saya akan bertahan hingga Piala Dunia selesai, baru memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan," kata Scolari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement