REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelatih Arema Cronus Indonesia Malang, Jawa Timur, memboyong 21 pemainnya untuk menghadapi Barito Putra di ajang lanjutan Liga Super Indonesia putaran II di Stadion Demang Martapura, Sabtu (9/8).
"Kami memang sengaja membawa seluruh pemain yang kondisinya fit, termasuk tiga pemain yang baru saja memperkuat Liga Super Indonesia (LSI) All Star yang menghadapi Juventus (Rabu, 6/8) malam di Stadion Gelora Bung Karno, yakni Kurnia Meiga, Gustavo Lopez dan Cristian Gonzales," kata pelatih Arema Suharno sebelum bertolak ke Banjarmasin, Kamis.
Menurut dia, dengan membawa banyak pemain sebagai antisipasi jika ada pemain yang mengalami cedera atau kelelahan akibat minimnya recovery bagi tiga pemain yang telah bergabung dengan LSI All Star tersebut.
Selain itu, katanya, diboyongnya 21 pemain tersebut juga menunjukkan jika Arema tidak main-main atau meremehkan kekuatan lawan. Meski ini pertandingan luar kandang (away), Arema tetap membidik poin penuh.
Dengan diboyongnya 21 pemain itu, ada empat pemain yang terpaksa harus ditinggal di Malang, yakni Ahmad Bustomi dan Muhammad yang masih menjalani proses pemulihan akibat cedera, Ahmad Kurniawan karena sakit, dan Utam Rusdiana karena kuota kiper maksimal dua orang. Dua kuota kiper sudah diisi Kurnia Meiga dan I Made Kadek Wardana.
Sedangkan ke-21 pemain yang diboyong ke Kalsel menghadapi Barito Putra itu di antaranya adalah Munhar, Purwaka Yudhi, Victor Igbonefo, Thierry Gathuessi, Jimmy Suparno, Beny Wahyudi, Hendro Siswanto, Gustavo Lopez, Dendy Santoso, Arif Suyono, Samsul Arif, Sunarto, Alberto Goncalves, dan Cristian Gonzales.
Dengan bergabungnya tiga pemain yang baru memperkuat LSI All Star tersebut, pelatih Arema Suharno berpeluang menurunkan komposisi terbaiknya (full team).
Sementara pada latihan terakhir, Rabu (6/8), Suharno memberikan sesi khusus tendangan penalti bagi empat pemain, yakni Alberto Goncalves, Samsul Arif, Juan Revi, dan Victor Igbonefo.
Namun demikian, belum tentu empat pemain tersebut yang bakal mengeksekusi penalti jika mendapatkan penalti, sebab penalti bukan hanya mengandalkan masalah teknik saja, tapi juga mental.