Selasa 12 Aug 2014 16:32 WIB

Presiden Baru, Rasisme, dan Badai Sepakbola Italia (1)

Rep: c71/ Red: Bilal Ramadhan
Liga Italia
Foto: topfootball.info
Liga Italia

REPUBLIKA.CO.ID, Pada suatu hari, negeri Italia tak pernah diragukan menjadi kiblat sepakbola dunia. Pemain-pemain terbaik dari seluruh dunia berbondong-bondong meramaikan klub Seri A. Wakil-wakil Italia silih berganti tampil di pentas tertinggi kompetisi Eropa dan televisi di seluruh dunia dinyalakan setiap akhir pekan untuk menyaksikan pertarungan di stadion yang penuh sesak dari negara semenanjung itu.

Kini, generasi gila bola yang lebih muda mungkin hanya berpikir kisah itu hanya dongeng. Akan tetapi, bagi pecinta bola sejak akhir 80-an hingga awal milenium ketiga, Liga Italia jelas tak ada lawan. Negeri ini pun kepincut dengan mengirimkan putra-putra terbaiknya untuk mengikuti program primavera di Italia.

Ibarat roda kehidupan yang terus berputar, sepakbola Italia ikut merasakan rotasi itu. Awan badai perlahan-lahan menutupi langit mereka. Kasus calciopoli, pendapatan hak siar rendah, stadion kosong, klub bangkrut, prestasi minim tim nasional, dan aksi rasisme melanda bagai halilintar dan angin topan.

Prestasi juara Piala Dunia 2006 pun tak bisa diagung-agungkan karena tertutup oleh keburukan yang lebih banyak. Pada Senin (11/8) masa depan sepakbola Italia kembali dipertaruhkan di ibu kota, Roma. Insan sepakbola negeri Pizza itu berkumpul untuk memilih presiden baru Federasi Sepakbola Italia (FIGC).

Carlo Tavecchio berhasil mengalahkan pesaingnya, Demetrio Albertini, untuk menggantikan posisi Giancarlo Abete yang memilih mundur karena penampilan suram Azzurri di Piala Dunia lalu. Presiden Liga Amatir Nasional (LND) itu berhasil meraih 63,63 persen pada babak terakhir pemungutan suara untuk mengalahkan Albertini.

Kemenangan Tavecchio bukan hal yang mengejutkan karena beberapa hari sebelum pemilihan, mayoritas perwakilan klub Seri A, Seri B, dan Lega Pro sudah memberikan pernyataan akan mendukung pria berusia 71 tahun itu.

Hal yang cukup mengganjal dengan terpilihnya Tavecchio adalah pernyataan berbau rasis yang ia lontarkan beberapa pekan lalu dalam kongres Liga Amatir Italia. Dalam pidatonya yang mengkritik regulasi pemain asing, Tavecchio menyebut seharusnya Italia mencontoh Inggris yang hanya mengizinkan pemain profesional untuk bermain dalam liga.

"Di sini, sebut saja datang pemain bernama Opti Poba yang sebelumnya memakan pisang dan sekarang langsung bermain untuk Lazio," ujar Tavecchio seperti dikutip Guardian.

Klasemen Liga Italia 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Torino Torino 5 3 2 0 8 3 11
2 Napoli Napoli 5 3 1 1 9 5 10
3 Udinese Udinese 5 3 1 1 7 0 10
4 Juventus Juventus 5 2 3 0 6 6 9
5 Empoli Empoli 5 2 3 0 5 3 9
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement