Selasa 12 Aug 2014 16:35 WIB

Presiden Baru, Rasisme, dan Badai Sepakbola Italia (2- habis)

Rep: c71/ Red: Bilal Ramadhan
Ancaman rasisme untuk turis
Foto: Elba Damhuri
Ancaman rasisme untuk turis

REPUBLIKA.CO.ID, Meski berbicara di negara yang "sayangnya" masih akrab dengan rasisme, pernyataan Tavecchio tetap menjadi kejutan. Hujan kritik pun turun dari media-media Italia dan sosial media yang menginginkan Tavecchio mundur dari pencalonan.

Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Tavecchio tetap maju dan hebatnya ia tetap dipercaya untuk memimpin sepakbola Italia memberantas aksi rasis yang kerap terjadi di stadion. Presiden Asosiasi Pemain, Damiano Tommasi turut mengkritik pencalonan Tavecchio.

"Dukungan untuk Tavecchio sudah ditentukan bahkan sebelum ia memaparkan programnya. Sayang sekali orang-orang hanya berpikir apa yang baik untuk mereka, bukan untuk federasi," ujar mantan pemain AS Roma itu.

Media olahraga terkemuka, Gazzetta dello Sport bahkan menyebut tahun ini sebagai "tahun nol" untuk sepakbola Italia. Seakan salah arah dan tersesat, Italia jalan di tempat dalam pengembangan sepakbola mereka.

Ini seakan mengingatkan kita dengan konflik dualisme PSSI yang lebih banyak mendahulukan kepentingan masing-masing pihak dan berdampak buruk untuk prestasi sepakbola negara. Italia tentu bisa bangkit. Program Tavecchio untuk memperbaiki sepakbola Italia tak bisa dibilang buruk.

Ia mencanangkan program baru di pusat pelatihan tim nasional Italia di Coverciano untuk mendongkrak prestasi. Ia juga menginginkan adanya pembatasan pemain asing untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada pemain lokal.

Dalam pidatonya setelah terpilih, Tavecchio mengucapkan maaf atas ucapannya yang kontroversial. Ia mengaku tidak sengaja mengucapkan kata-kata tersebut dan lebih fokus pada konteks profesionalisme sepakbola.

Ia pun menyebut dalam memperbaiki sistem tak ada tongkat ajaib yang bisa mengubah semuanya dalam sekejap. Semua hanya bisa dilakukan jika seluruh pihak mau bekerja sama. "Mari kita tunjukkan budaya kerja keras, saya undang semua anggota untuk meninggalkan perselisihan dan segera bekerja," kata Tavecchio.

Pernyataan Tavecchio cukup menyiratkan hal yang sebenarnya paling penting untuk segera dibenahi dari sepakbola Italia. Bukan hanya teknis, namun niatan untuk mengembalikan kejayaan bersama-sama.

Tragis memang jika ada yang tega mengecewakan kecintaan masyarakat Italia yang dijuluki negeri sejuta pelatih karena kerap terdengar celotehan tentang sepakbola di tiap penjuru negeri. Dengan antusiasme tinggi dan sejarah emas, sepakbola Italia jelas memiliki modal kuat untuk kembali bangkit mengguncang dunia.

Klasemen Liga Italia 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Napoli Napoli 12 8 2 2 19 10 26
2 Atalanta Atalanta 12 8 1 3 31 16 25
3 Fiorentina Fiorentina 12 7 4 1 25 15 25
4 Inter Inter 12 7 4 1 26 12 25
5 Lazio Lazio 12 8 1 3 25 11 25
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement