Senin 18 Aug 2014 20:18 WIB

Rwanda Dicoret Dari Piala Afrika

Rep: C81/ Red: Taufik Rachman
Suporter Timnas Rwanda.
Foto: EPA/Khaled Elfiqi
Suporter Timnas Rwanda.

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Badan sepakbola tertinggi Afrika, CAF, telah mendiskualifikasi Rwanda dari Piala Afrika 2015 setelah menggunakan pemain yang memiliki dua paspor. Pemain tersebut adalah Etekiama Agiti Tady.

Hal ini mencuat setelah PSSI-nya Kongo mengajukan protes kepada CAF setelah timnya bertemu Rwanda. Menurut Kongo, Etekiama, selain memiliki paspor Rwanda juga memegang paspor Kongo dengan nama Birori Dady.

Etekiama telah bermain untuk Rwanda sejak tahun 2009 dan mewakili negara dalam kualifikasi untuk Piala Dunia 2010 dan 2014.Setelah diselidiki oleh CAF dan mendengar langsung kesaksian pemain yang membela AS Vita Club Kinshasa pada Senin (11/8) di Kairo, Mesir.

CAF memutuskan untuk mendiskualifikasi Rwanda karena menggunakan pemain yang tidak sah secara aturan yang berlaku di Afrika. "(Kami) menetapkan bahwa dua identitas hanya disebut satu orang," bunyi pernyataan CAF, seperti dilansir the Guardian, Senin (18/8).

Menurut laman resmi CAF, Badan sepakbola tertinggi di Rwanda, Ferwafa, mengatakan bahwa pihaknya merasa kecolongan dengan identitas ganda yang menimpa pemainnya. Sepengetahuan Ferwafa, pihaknya menegaskan bahwa pemainnya itu hanya memiliki satu identitas dengan nama Birori Dady.

Dengan didiskualifikasinya Rwanda, Republik Kongo, ketiban untung karena ditunjuk Caf sebagai penggantinya Rwanda. Rwanda menjadi tim ketiga yang  didiskualifikasi CAF, sebelumnya Equatorial Guinea dan Gambia didiskualifikasi karena menurunkan pemain tidak memenuhi syarat.

Hukuman CAF tampaknya tidak akan berhenti disitu, karena CAF tengah mempertimbangkan untuk melarang Etekiama bermain di seluruh pertandingan di Afrika baik itu level klub maupun negara. Polemik atas mencuatnya kasus tersebut tampaknya berimbas besar.

Klub Mesir, Zamalek, juga dilaporkan tengah mengajukan banding ke CAF atas status Etekiama setelah kalah dari Kinshas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement