Kamis 11 Sep 2014 09:06 WIB

Federasi Sepak Bola Swedia Usut Dugaan Pengaturan Skor

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Citra Listya Rini
Pengaturan skor pertandingan. (ilustrasi)
Foto: achiles-punyablog.blogspot.com
Pengaturan skor pertandingan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM  --  Federasi Sepak Bola Swedia (SvFF) telah melaporkan adanya dugaan tindakan pengaturan skor dalam sebuah laga di kompetisi domestik Swedia. SvFF dan kepolisian setempat bakal melakukan kerjasama demi mengusut dugaan pengaturan skor tersebut.

SvFF menyoroti salah satu laga yang terjadi di divisi dua kompetisi domestik Swedia, yaitu saat Jonkoping Sodra menghadapi Syrianska pada 25 Agustus silam. Menurut SvFF, ada kemungkinan terjadinya praktek suap di laga tersebut.

''SvFF memiliki alasan kuat adanya dugaan pengaturan skor berupa suap yang terjadi di laga tersebut,'' tulis pernyataan resmi SvFF seperti dikutip Reuters, Kamis (11/9).

Untuk itu, SvFF akan melakukan investigasi internal untuk bisa membongkar dugaan suap tersebut. SvFF juga akan berkerjasama dengan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti dugaan tersebut.

''SvFF melihat, jika tidak ada investigasi yang dilakukan, maka kejahatan itu akan kembali terulang. Kami juga berharap adanya investigasi awal yang melibatkan kepolisian untuk segera membuat masalah ini kian jelas,'' lanjut pernyataan resmi SvFF tersebut.

Kecurigaan SvFF terhadap adanya dugaan pengaturan skor di laga itu berpangkal pada langkah yang diambil pada petaruh untuk laga tersebut. Secara mengejutkan, banyak petaruh yang mengubah taruhan mereka di laga tersebut.

Para petaruh itu memprediksi bakal ada sekitar rataan 3,5 gol di laga tersebut.Secara kebetulan, laga itu memang berakhir dengan lebih dari empat gol. Jonkoping mampu mengalahkan Syrianska 4-0. Kendati begitu, SvFF tidak mau mengambil kesimpulan sementara dan menggangap Jonkoping melakukan suap.

''Belum ada bukti pasti yang menyebut keterlibatan oknum di Jonkoping Sodra,''  tulis pernyataan resmi SvFF.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement