Senin 22 Sep 2014 19:14 WIB

PSSI Diminta Evaluasi Pertandingan Rusuh di Bantaeng

Red: M Akbar
Logo PSSI
Logo PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan meminta PSSI Sulsel melakukan evaluasi kericuhan cabang sepak bola dan futsal di Pekan Olahraga Daerah (Porda) XV Bantaeng agar insiden serupa tidak terulang lagi di Porda Pinrang 2018.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sulawesi Selatan, Nuhkrawi Nawir, di Makassar, Sulsel, mengaku kejadian memalukan di Porda Bantaeng 2014 itu harus menjadi perhatian serius. Pihaknya juga mendukung PSSI untuk menerapkan sanksi tegas bagi pemain dan tim yang dinilai melakukan pelanggaran.

"Untuk pemberian sanksi kita tentu menyerahkan sepenuhnya ke PSSI. Intinya apa yang terjadi di Bantaeng jangan lagi terulang di Porda 2018. Apalagi Porda merupakan ajang mencari bibit atlet untuk memperkuat Sulsel di ajang nasional," katanya, Senin (22/9).

Mengenai kericuhan yang terjadi di Porda 2014, pihaknya cukup menyayangkan. Namun KONI Sulsel juga tetap mengapresiasi komitmen dan kerja keras PSSI sehingga pertandingan sepak bola dan futsal bisa berlanjut sekaligus mendapatkan pemenang.

"Jika ada pemberian sanksi dari PSSI terhadap pihak yang dinilai melanggar fair play tentu kita mendukung," jelasnya.

Sebelumnya, cabang sepakbola yang mempertemukan tim Kabupaten Gowa dan Bone dibabak semifinal Porda berakhr ricuh. Kedua belah pihak saling adu jotos. Wasit yang memimpin pertandingan, Ahmad Tuharea, pun terpaksa dievakuasi ke rumah warga.

Dalam pertandingan itu, tim sepak bola Gowa unggul berkat gol semata wayang yang tercipta di babak pertama. Keributan bermula saat sang pengadil lapangan menganulir gol penyeimbang dari tim sepak bola Bone pada menit ke-87.

Hal itu menyulut kemarahan pemain dan ofisial kontingen Bone yang langsung memasuki lapangan yang membuat laga kedua tim terhenti. Kericuhan juga terjadi saat perebutan tempat ketiga yang mempertemukan antara Kabupaten Bone dan Takalar.

Sementara dari cabang futsal, pertandingan antara tim Makassar menghadapi Kabupaten Gowa pada babak semifinal cabang futsal juga berakhir ricuh.

Laga yang pada awalnya berjalan seru tersebut akhirnya harus terhenti setelah terjadi tawuran antar-pemain Makassar melawan Gowa. Penyebab keributan yang harus dihentikan itu hanya dipicu kesalahpahaman yang melibatkan kedua tim.

Pengawas Pertandingan Futsal Bakri Anggara, mengatakan insiden ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika kedua tim bisa menahan emosi masing-masing. Pihaknya mengaku siap menindak tegas segala tindakan tidak sportif tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement